TEMPO.CO, Jakarta - India telah menyetujui ekspor 20 juta dosis vaksin Covid-19 Novavax, yang dibuat oleh Serum Institute of India ke Indonesia, menurut dokumen pemerintah yang dilihat oleh Reuters.
Vaksin, yang oleh SII disebut Covovax, memiliki izin penggunaan darurat di Indonesia tetapi tidak di India. SII mengatakan kepada Reuters bulan lalu bahwa mereka dapat memproduksi hingga 100 juta dosis Covovax pada Desember.
Pemerintah India juga telah memutuskan untuk mengizinkan ekspor 10 juta dosis AstraZeneca, yang dibuat oleh SII, bermerek Covishield, ke program berbagi vaksin global COVAX, kata dua sumber. Pengiriman akan dimulai bulan depan, salah satu sumber mengatakan, untuk pertama kalinya sejak April.
Kepala eksekutif SII mengatakan, bahwa perusahaan yang dikelola keluarganya mengharapkan untuk mengekspor 20-30 juta dosis Covishield ke COVAX pada bulan November dan jumlah yang sama pada bulan Desember, dengan volume yang jauh lebih besar dari Januari setelah kebutuhan India hampir terpenuhi.
Salah satu sumber mengatakan pemerintah pertama-tama ingin memastikan dosis yang cukup untuk menginokulasi sepenuhnya hampir semua 944 juta orang dewasa India, kemungkinan pada Januari. Target tentatifnya adalah memiliki sekitar 1,7 miliar dosis secara total.
India sejauh ini telah memberikan setidaknya satu dosis untuk 81 persen orang dewasa dan dua dosis untuk 41 persen.
Sumber mengatakan pemerintah tidak memiliki rencana untuk mengizinkan suntikan booster bagi warganya.
Salah satu sumber juga mengatakan pemerintah tidak berencana memesan pil Covid-19 buatan Merck & Co dan Ridgeback Biotherapeutics.
Regulator India saat ini sedang mempelajari data obat, yang akan dibuat oleh perusahaan domestik seperti Dr. Reddy's Laboratories, Aurobindo Pharma, Cipla, Emcure Pharmaceuticals. Sun Pharmaceuticals, dan Torrent Pharmaceuticals. Perusahaan akan langsung memasarkan produknya ke rumah sakit dan lainnya, kata sumber tersebut.