TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan petani Iran dan para simpatisannya, berkumpul di Isfahan pada Jumat, 19 November 2021 untuk memprotes kelangkaan air di tengah musim kemarau. Ini adalah salah satu unjuk rasa terbesar yang pernah terjadi di Iran.
“Biarkan Isfahan bernafas lagi. Hidupkan sungai Zayandeh Rud. Anak-anak kami membutuhkan air agar bisa memberikan pasokan makanan pada anak-anak kalian,” demikian bunyi salah satu kalimat protes, yang diteriakkan demonstran
Sejumlah rekaman video beredar di media sosial memperlihatkan massa berkumpul di dasar sungai yang kering. Sejumlah petani yang mengikuti protes ini, bahkan ada yang mendirikan sebuah tenda di sana.
Kementerian Energi Iran meminta maaf atas kekurangan pasokan air ini. Ini adalah hal yang memalukan karena tidak bisa memberikan air yang dibutuhkan bagi tanaman atau perkebunan.
“Dengan bantuan Allah, saya berharap kita bisa mengatasi kondisi ini dalam beberapa bulan ke depan,” kata Ali Akbar Mehrabian, Menteri Energi Iran.
Para petani di Provinsi Isfahan selama bertahun-tahun telah melakukan protes atas pembagian air dari sungai Zayandeh Rud dalam mengairi sejumlah area. Pembagian air yang dirasa kurang adil ini, telah membuat lahan pertanian mereka kering dan mengancam kelangsungan hidup mereka sebagai petani.
Media di Iran mewartakan sebuah pipa yang mendistribusikan air ke Provinsi Yazd sudah berulang kali rusak.
Sebelumnya pada Juli 2021, terjadi pula unjuk rasa, yang memprotes kekurangan air di Provinsi Khuzestan, wilayah barat daya Iran. Kepala HAM PBB mengkritik penembakan pada para demonstran, namun Iran menolak kritikan tersebut.
Sumber: Reuters
Baca juga: Sawah Susut, Penyuluh Usul Kebun Padi Gogo di Lahan Tidur
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.