TEMPO.CO, Jakarta - Inggris akan melarang kelompok militan Hamas dan memasukkannya ke dalam kelompok teroris. Menurut Menteri Dalam Negeri Inggris Priti Patel, pendukung Hamas akan dijerat hukuman 14 tahun penjara.
Menurut Patel, perubahan itu akan diputuskan di parlemen pekan depan. Pemerintah Inggris beralasan tidak mungkin membedakan antara sayap politik dan militer Hamas.
Sejak 2001, Inggirs telah melarang sayap militer Hamas yaitu Brigade al-Qassam. Namun larangan langsung di bawah Undang-Undang Terorisme 2000 akan membuat Inggris mengikuti sekutunya Amerika Serikat dan Uni Eropa.
Seorang pejabat Hamas di Gaza mengatakan kelompok itu akan menunggu sampai pengumuman resmi dari Inggris sebelum mengeluarkan tanggapan.
Patel, yang sedang dalam perjalanan ke Washington, mengatakan keputusan itu berdasarkan laporan intelijen. “Hamas secara fundamental dan fanatik anti-Semit," ujarnya. Ia menambahkan larangan itu diperlukan untuk melindungi komunitas Yahudi.
Jika organisasi yang mendukung kemerdekaan rakyat Palestina itu benar dilarang di Inggris, maka pakaian yang mendukung Hamas juga akan tak boleh digunakan.
Secara politis, keputusan pemerintah Inggris bisa membuat kelompok oposisi mengambil posisi di Hamas. Sebabnya dukungan dari Partai Buruh terhadap Palestina amat kuat.
Awal bulan ini, seorang pria diadili di Inggris karena mengenakan kaus yang Hamas dan Jihad Islam Palestina. Ini telah dilarang di Inggris sejak 2005. Pada Juni, Feras Al Jayoosi, 34, juga mengenakan pakaian di area Golders Green di London utara, yang memiliki populasi Yahudi yang besar.
Keputusan Inggris melarang Hamas itu disambut gembira oleh Perdana Menteri Israel Naftali Bennett. Ia menyebut Hamas kelompok Islam radikal yang menargetkan orang Israel yang tidak bersalah.
“Saya menyambut baik niat Inggris untuk menyatakan Hamas sebagai organisasi teroris karena memang begitulah adanya,” ujarnya melalui Twitter.
Didirikan pada 1987, Hamas menentang pendudukan Israel atas wilayah Palestina. Berbasis di Gaza, Hamas memenangkan pemilihan parlemen Palestina 2006. Mereka merebut kendali militer atas Gaza pada tahun berikutnya.
Serangan 11 hari Israel di Gaza pada Mei tahun ini menewaskan sedikitnya 250 warga Palestina, termasuk 66 anak-anak. Para pejabat Israel mengatakan 13 orang, termasuk dua anak-anak, tewas di Israel oleh roket Hamas.
Baca: Pemuda Palestina Akhiri Mogok Makan 113 Hari di Penjara Israel
AL JAZEERA