TEMPO.CO, Jakarta - Empat pemimpin pasukan perlawanan lokal yang berbasis di delta Myanmar mengklaim anggota mereka menyerang konvoi militer yang menyertai dua menteri junta Myanmar di Wilayah Ayeyarwady, hingga menewaskan sedikitnya 10 tentara.
Penyerangan terhadap pasukan Junta Myanmar yang dilakukan dengan menggunakan bahan peledak rakitan itu terjadi di sepanjang jalan Chaungtha-Pathein, Minggu, 14 November 2021.
Penduduk setempat mengatakan bahwa Menteri Pariwisata Htay Aung, Menteri Pehotelan Tin Maung Win, dan Menteri Utama Wilayah Ayeyarwady, sedang dalam perjalanan kembali dari pantai Chaungtha dan Ngwe Saung setelah menghadiri "pembukaan musim perjalanan" di sana.
Dalam pernyataan bersama yang dirilis pada hari Selasa, Pasukan Pertahanan Barat Pathein, Pasukan Pertahanan Pantai, Pasukan Koalisi Perang Gerilya Delta, dan Babi Hutan Ayeyarwady mengatakan bahwa anggota mereka menyerang konvoi dengan ranjau, setelah itu tentara menembaki mereka.
“Konvoi itu terkena ranjau kami. Tentara membalas tembakan dan kami saling tembak selama sekitar lima menit,” kata juru bicara Pasukan Pertahanan Pantai seperti dikutip Myanmar Now.
Baca Juga:
“Kami mundur setelah beberapa saat karena mereka melebihi jumlah kami. Kami semua sekarang berada di tempat yang aman,” katanya, dan menambahkan bahwa pasukan perlawanan lokal berencana untuk secara kolaboratif melakukan lebih banyak serangan terhadap junta.
Baik Htay Aung maupun Tin Maung Win tidak terluka dalam serangan itu.
Ini adalah serangan pertama secara langsung terhadap menteri dewan militer sejak perlawanan bersenjata terhadap rezim kudeta dimulai pada Mei di seluruh negeri.
Surat kabar yang dikelola pemerintah melaporkan pada hari Selasa bahwa para menteri telah menghadiri acara peluncuran musim di Hotel Azura—yang dimiliki oleh putra kepala junta Min Aung Hlaing—di Chaungtha dan Resor Yamonna Oo di Ngwe Saung, tetapi tidak menyebutkan serangan itu.
Penyergapan itu terjadi di dekat Desa Chauk Kaung, sekitar 45 km dari ibu kota regional Pathein. Militer sejak itu memperketat keamanan di daerah itu, kata seorang penduduk di dekat desa itu kepada Myanmar Now, Selasa.
Pasukan Junta melakukan pencarian di dekat lokasi serangan, termasuk menanyai penduduk dan pelancong yang menggunakan jalan, menurut penduduk setempat.
“Dua keluarga yang tinggal di dekatnya dibawa untuk diinterogasi pagi ini tetapi [tentara] mengatakan mereka tidak menangkap penduduk,” kata penduduk Chauk Kaung.
Keluarga yang ditahan dibebaskan pada hari Selasa.
Menurut pasukan perlawanan, setidaknya 10 tentara terluka parah dalam serangan itu tetapi Myanmar Now tidak dapat memverifikasi klaim tersebut secara independen.
Seorang warga dari desa lain sekitar 30 km dari Pathein—Shaw Pyar—mengatakan tiga bahan peledak rakitan ditemukan di jalan pada Senin sore dan tentara telah menghabiskan malam untuk menyisir daerah itu.
“Mereka masuk ke gubuk-gubuk kosong dan menutup toko bahan bakar di jalan dan membersihkan daerah itu. Saya mendengar beberapa orang ditahan karena dicurigai terlibat dalam serangan itu,” kata warga Shaw Pyar.
Pemeriksaan dilakukan sampai Senin malam. Pasukan menodongkan senjata ke setiap sepeda motor dan mobil yang lewat di jalan.
Militer Myanmar melakukan kudeta pada Februari lalu, namun masyarakat Myanmar menentang kudeta dan sejumlah elemen masyarakat mengangkat senjata.