TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah India menutup sementara lima pembangkit listrik tenaga batu bara pada Rabu setelah semakin banyak anak-anak yang dirawat di rumah sakit karena polusi udara yang memburuk di New Delhi.
Kota berpenduduk 20 juta itu adalah ibu kota paling tercemar di dunia untuk tahun ketiga berturut-turut pada tahun 2020, menurut IQAir, sebuah kelompok pengamat kualitas udara Swiss, dan kualitas udara telah mencapai tingkat berbahaya di sana dan di bagian lain India utara bulan ini.
Beberapa hari terakhir, pada pagi hari yang sebetulnya cerah, sinar matahari bahkan tidak mampu untuk menembus kabut asap, dan ikon kota yang hanya beberapa ratus meter jauhnya hampir tidak terlihat, menurut laporan Reuters, 17 November 2021.
Rumah sakit juga melihat peningkatan tajam dalam jumlah anak dengan keluhan pernapasan, meningkatkan kekhawatiran di antara orang tua dan dokter tentang kesehatan mereka dalam jangka pendek dan panjang.
Jumlahnya melonjak tiga kali lipat dalam tujuh hingga 10 hari terakhir, menurut Arvind Bountra, kepala pediatri di Max Super Specialty Hospital.
"Ini secara langsung terkait dengan polusi tingkat tinggi yang dihadapi kota Delhi dan NCR..." kata Bountra, merujuk pada National Capital Region (NCR), wilayah metropolitan yang mencakup kota-kota satelit Delhi.
Paparan polutan yang berkepanjangan, termasuk timbal, dapat menyebabkan komplikasi yang lebih parah.
"Ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa fungsi kognitif otak (di antara anak-anak) juga dipengaruhi oleh partikel yang sangat kecil ini," papar Bountra.
Hampir setiap hari, Indeks Kualitas Udara (AQI) tetap di atas 451 pada skala 500, menunjukkan kondisi "sangat buruk" dan "parah" yang memengaruhi bahkan untuk orang sehat sekalipun, dan berdampak serius pada mereka yang memiliki riwayat penyakit, menurut dewan pengendalian polusi federal India.
AQI mengukur konsentrasi partikel beracun PM2.5 dalam meter kubik udara. Pemerintah India menetapkan tingkat PM2.5 "aman" pada 60 mikrogram per meter kubik udara selama 24 jam.
Kondisi kabut asap yang menyelimuti New Delhi, India, 12 November 2021. REUTERS/Anushree Fadnavis
Mahkamah Agung India telah mengecam pemerintah atas kegagalannya untuk mengurangi polusi udara bagi penduduk, yang menghirup udara beracun hampir setiap musim dingin ketika suhu dan kecepatan angin turun dan polutan terperangkap dalam kabut asap tebal.
Pengadilan tinggi India juga meminta Komisi Manajemen Kualitas Udara, sebuah panel di bawah Kementerian Lingkungan Hidup, Hutan dan Perubahan Iklim federal, untuk mengambil langkah-langkah untuk mengurangi polusi.
Setelah intervensi Pengadilan, komisi itu pada Rabu menutup lima pembangkit listrik tenaga batu bara di sekitar New Delhi, melarang truk yang membawa barang-barang yang tidak penting dan menghentikan konstruksi di ibu kota dan kota-kota satelitnya.
Panel juga memperpanjang penutupan sekolah tanpa batas waktu, setelah pemerintah Delhi memerintahkan mereka untuk tutup selama seminggu pada Sabtu lalu.
Setidaknya setengah dari pegawai pemerintah harus bekerja dari rumah hingga 21 November, katanya.
November biasanya membawa polusi yang memburuk, dengan lonjakan konsentrasi partikel kecil di udara, sebagian karena petani membakar limbah tanaman menjelang musim tanam baru.
Upaya India untuk mengurangi pembakaran limbah tanaman, sumber utama polusi udara selama musim dingin, hanya memiliki sedikit manfaat, meskipun menghabiskan miliaran rupee selama empat tahun terakhir.
Baca juga: Polusi Udara Menyebabkan Kematian Dini 300.000 Orang di Eropa
REUTERS