TEMPO.CO, Jakarta - Legalisasi ganja akan memberikan pendapatan pajak tahunan bagi Jerman dan penghematan biaya sekitar 4,7 miliar euro (Rp75,7 triliun) serta menciptakan 27.000 pekerjaan baru, menurut sebuah survei pada Selasa ketika para politisi membahas aturan awal untuk hal semacam itu.
Calon Kanselir Olaf Scholz dan Partai Sosial Demokrat (SPD) kiri-tengahnya sedang dalam pembicaraan dengan aktivis lingkungan, Partai Hijau (Greens) yang pro-pengeluaran, dan Demokrat Bebas (FDP) yang ramah bisnis dan libertarian untuk membangun koalisi tiga arah.
Negosiator untuk SPD, Greens dan FDP masih mengerjakan rincian kesepakatan koalisi mereka, termasuk aturan di mana penjualan dan penggunaan ganja rekreasi akan diizinkan dan diatur di ekonomi terbesar Eropa.
Dikutip dari Reuters, 17 November 2021, survei yang dilakukan oleh Institute for Competition Economics (DICE) di Universitas Heinrich Heine di Duesseldorf dan ditugaskan oleh asosiasi ganja Jerman, menemukan bahwa melegalkan ganja dapat menghasilkan pendapatan pajak tambahan sekitar 3,4 miliar euro (Rp54,7 triliun) per tahun.
Pada saat yang sama, itu bisa membawa penghematan biaya di kepolisian dan sistem peradilan sebesar 1,3 miliar euro (Rp20,9 triliun) per tahun sambil menciptakan puluhan ribu pekerjaan dalam ekonomi ganja.
Melegalkan ganja di Jerman akan memberikan dorongan ke pasar Eropa yang menggelembung yang diperkirakan bernilai lebih dari 3 miliar euro (Rp48,3 triliun) dalam pendapatan tahunan pada tahun 2025, naik dari sekitar 400 juta euro (Rp6,4 triliun) tahun ini, menurut Laporan European Cannabis oleh firma riset Prohibition Partners.
Legalisasi ganja untuk tujuan medis telah dilakukan di Jerman sejak 2017.
Baca juga: Pemilu Jerman, Ada Peluang Legalisasi Ganja jika 3 Partai Ini Berkoalisi
REUTERS