TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Selandia Baru Nanaia Mahuta
mengakhiri kunjungan tiga harinya di Indonesia untuk menguatkan kembali keterlibatan Aotearoa Selandia Baru di kawasan Indo-Pasifik. Mahuta dalam kunjungan singkatnya, juga melakukan pertemuan dengan Sekjen ASEAN Jock Hoi.
“Kemitraan bilateral kami dengan Indonesia adalah kemitraan penting yang didukung dengan hubungan diplomatik selama lebih dari 60 tahun. Kami berkomitmen pada pendekatan bersama dan memastikan kawasan Indo-Pasifik tetap stabil, terbuka, dan sejahtera,” kata Nanaia Mahuta.
Menteri Luar Negeri Selandia Baru Nanaia Mahuta bertemu Retno Marsudi di kantor Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, 15 November 2021. Sumber: dokumen Biro Press Istana/Kemlu
Kedutaan Besar Selandia Baru di Jakarta dalam keterangan, Rabu, 17 November 2021 menjelaskan Mahuta menilai diskusinya dengan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi sangat produktif karena ada berbagai isu yang dibahas. Diantaranya, respons terhadap Covid-19 dan pemulihan ekonomi, perubahan iklim, membangun ketahanan di Pasifik dan pentingnya sistem multilateral berbasis aturan.
“Sebagai bagian dari kemitraan ini, saya juga menyampaikan ke Menteri Marsudi kemarin bahwa Selandia Baru akan memberikan NZ$6 juta (Rp 59 milyar) kepada Global Green Growth Institute, untuk mendukung transisi Indonesia ke energi terbarukan,” kata Mahuta.
Kunjungan Menteri Mahuta juga berfokus pada kemitraan Selandia Baru dengan ASEAN di kawasan Indo-Pasifik. Dalam pidato virtual melalui Foreign
Policy Community of Indonesia (FPCI), Mahuta menyoroti pentingnya kawasan yang damai, sejahtera, dan stabil.
Menurut Mahuta, sejak didirikan, ASEAN memegang peran yang penting dalam menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan. Sebab kawasan Indo-Pasifik terus bergulat dengan berbagai tantangan geopolitik, kesehatan, dan ekonomi. Oleh karena itu, kemitraan Selandia Baru dengan ASEAN pun menjadi lebih penting dari sebelumnya.
Sumber: Reuters
Baca juga: Putra Muammar Gaddafi Daftar Jadi Kandidat Presiden Libya