TEMPO.CO, Jakarta - Australia mengatakan telah memperketat aturan campur tangan asing bagi universitas untuk menghentikan swasensor di kampus dan transfer rahasia teknologi sensitif, sebelum ratusan ribu mahasiswa internasional diperkirakan akan kembali ketika perbatasan yang ditutup oleh pandemi Covid-19 dibuka kembali.
Pendidikan internasional adalah industri ekspor terbesar keempat di Australia, dengan Cina sebagai sumber mahasiswa yang membayar biaya pendidikan terbesar.
Menteri Dalam Negeri Karen Andrews mengatakan pada Rabu, pedoman campur tangan asing akan melindungi universitas dan mahasiswa dari aktor asing yang bermusuhan dan dinas intelijen, yang telah diketahui menargetkan penelitian sensitif, memberangus debat, dan mengintimidasi mahasiswa asing, dikutip dari Reuters, 17 November 2021.
Australia khawatir keuntungan komersialnya bisa hilang karena transfer teknologi yang tidak diinginkan, dan oleh para peneliti yang tidak menyatakan afiliasi dengan militer atau pemerintah di negara-negara yang tidak berperingkat tinggi dalam indeks transparansi atau demokrasi, kata pedoman itu.
Universitas akan menentukan staf mana yang akan diminta untuk menjalani pemeriksaan hubungan mereka dengan pemerintah atau perusahaan asing.
Banyaknya mahasiswa Cina di universitas-universitas Australia telah menciptakan lingkungan swasensor dengan dosen menghindari kritik terhadap Beijing dan mahasiswa Cina tetap diam karena takut dilecehkan, kata Human Rights Watch pada Juni.
Pedoman baru tidak menyebutkan nama Cina, tetapi menampilkan studi kasus yang paralel dengan insiden yang melibatkan Cina dan pelecehan terhadap pengunjuk rasa Hong Kong di kampus-kampus Australia sejak 2019, serta tekanan pada universitas dari konsulat suatu negara untuk mencabut makalah akademis tentang Covid- 19 karena mempermalukan pemerintah asing.
Australia, yang mengesahkan undang-undang campur tangan asing pertamanya pada 2018, yang memicu perselisihan dengan Cina, mendefinisikan istilah tersebut sebagai aktivitas yang memaksa, rahasia, atau merusak, dan berbeda dari aktivitas lobi normal pemerintah asing.
Aturan yang lebih ketat muncul setelah hubungan memburuk tahun lalu ketika Australia menyerukan penyelidikan independen terhadap asal usul virus corona baru, memicu pembalasan dalam sektor perdagangan yang menghantam barang-barang Australia mulai dari batu bara hingga anggur.
Komisi Eropa mengatakan pihaknya juga sedang mengembangkan aturan campur tangan asing untuk universitas-universitas Eropa.
Kedutaan besar Cina di Canberra menulis surat kepada parlemen Australia untuk mengeluh bahwa Senator James Paterson, ketua komite intelijennya, pekan lalu memberikan pidato di Parlemen Eropa yang menguraikan bagaimana aturan campur tangan asing Australia merupakan tanggapan terhadap ancaman dari Cina.
"Yang disebut ancaman keamanan dari pengaruh Cina di Australia adalah informasi palsu," tulis salinan pengaduan Cina.
Baca juga: Televisi Asal Australia Hentikan Sementara Acara dari Cina
REUTERS