TEMPO.CO, Jakarta - Realisasi penjualan 50 jet tempur siluman F-35 ke Uni Emirat Arab terhambat diduga karena kekhawatiran di Washington atas hubungan Abu Dhabi dengan Cina, termasuk penggunaan teknologi 5G Huawei di negara tersebut.
“Washington terus menekan Abu Dhabi pada komitmen khusus mengenai bagaimana dan di mana sistem akan dioperasikan setelah dikirimkan, beberapa di antaranya mungkin dipandang oleh UEA sebagai pelanggaran kedaulatannya,” kata kepala Dewan Bisnis AS-UEA, Danny Sebright, kepada Reuters, Rabu, 17 November 2021.
Menurut dia, penggunaan teknologi Cina dalam sistem komunikasi generasi berikutnya dan jaringan data UEA, kehadiran Cina di pelabuhan angkatan laut UEA, dan tawaran Cina untuk teknologi militer sensitif tertentu ke UEA juga merupakan poin penting yang memperumit realisasi kesepakatan F-35 dengan AS.
Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump saat itu setuju untuk menjual pesawat tempur F35 setelah UEA tahun lalu menjalin hubungan dengan Israel. Pemerintahan Presiden Joe Biden mengatakan tahun ini akan melanjutkan penjualan.
Namun menurut Mira Resnick, wakil asisten menteri luar negeri AS, pelaksanaan penjualan menunggu adanya pemahaman yang jelas tentang "kewajiban Emirat".
Baca Juga:
"Kami terus berkonsultasi dengan pejabat Emirat untuk memastikan kami memiliki pemahaman bersama yang jelas sehubungan dengan kewajiban dan tindakan UEA sebelum, selama dan setelah pengiriman," katanya.