TEMPO.CO, Jakarta - Tsai Ing-wen yang lahir pada 31 Agustus 1956 merupakan pendidik dan politisi yang juga merupakan presiden wanita pertama Taiwan. Tsai menghabiskan masa kecilnya di pesisir selatan Taiwan sebelum ia merantau ke Taipei untuk melanjutkan pendidikannya.
Tsai Ing-wen memenangi pemilihan kembali pada 2020 dengan lebih dari 57 persen suara populer. Mengutip dari Forbes.com, kemenangannya dipandang sebagai teguran terhadap upaya Beijing untuk menguasai pulau itu.
Tsai mendapatkan gelar sarjana hukum pada tahun 1978 dari Universitas Nasional Taiwan di Taipei dan kemudian kuliah di Cornell University, Ithaca, New York, dan London School of Economics, masing-masing memperoleh gelar master pada tahun 1980 dan doktor pada tahun 1984 di bidang hukum. Mengutip dari Britannica.com, Tsai kemudian kembali ke Taiwan, di mana hingga tahun 2000 ia mengajar hukum di universitas-universitas di Taipei.
Tsai terlibat dalam pelayanan pemerintah pada awal 1990-an ketika ia ditunjuk sebagai penasihat kebijakan perdagangan dalam administrasi Presiden Lee Teng Hui. Pencapaian signifikan yang ia raih yaitu saat ia menjadi peran utama dalam negosiasi yang membuka jalan bagi Taiwan untuk bergabung dengan WTO pada tahun 2002.
Pada tahun 2000, setelah Chen Shui-bian dari Partai Progresif Demokratik (DPP) menjadi presiden Taiwan, ia menunjuk Tsai sebagai ketua Dewan Urusan Daratan. Organisasi tersebut bertanggung jawab atas hubungan antara Taiwan dan China serta menghadapi tantangan yang signifikan selama pemerintahan Chen (2000–08) karena perlawanan DPP terhadap Cina dan karena pembelaannya terhadap kemerdekaan Taiwan.
Tsai mewakili DPP dalam pemilihan presiden periode ke-13 Taiwan pada 2012 serta menjadi kandidat presiden wanita pertama Taiwan. Lalu ia mencalonkan diri lagi sebagai kandidat DPP pada tahun 2016, dan terpilih sebagai Presiden Taiwan yang ke-14. Selain menjadi presiden wanita pertama di Taiwan, Tsai Ing-wen juga merupakan kepala negara wanita pertama di Asia yang tidak dilahirkan dalam keluarga politik.
Selain itu, ia juga mewakili DPP dalam pemilihan presiden periode ke-15 pada tahun 2020 dan berhasil terpilih kembali dengan lebih dari 8,17 juta suara yang merupakan total suara tertinggi dalam sejarah. Mengutip dari Thefamouspeople.com, ia resmi dilantik sebagai Presiden periode ke-15 pada bulan Mei dan merangkap sebagai ketua DPP.
Sebagai presiden, Tsai Ing-wen telah melakukan banyak reformasi dan kebijakan yang sangat menguntungkan Taiwan. Dalam hal kekuatan militer, pemerintahannya telah menaikkan anggaran secara signifikan. Mengutip dari Lottie.com, ini bertujuan untuk kemandirian pertahanan negara dan juga pengembangan sub industri militer seperti rudal dan kapal selam.
Tsai Ing-wen juga membuat kemajuan di sektor energi melalui inisiatif 'Infrastruktur Berwawasan ke Depan'. Presiden wanita itu juga mengadopsi sistem energi hijau dan tidak lagi menggunakan energi nuklir. Taipower, perusahaan milik negara yang memonopoli sektor energi yang dipecah menjadi anak perusahaan.
VALMAI ALZENA KARLA
Baca: Wanita Besi dari Taiwan, Presiden Tsai Ing-wen Benteng Menghadapi Cina
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.