TEMPO.CO, Jakarta - Hampir 200 negara setuju untuk mengadopsi Pakta Iklim Glasgow pada hari Sabtu setelah lebih dari dua minggu negosiasi yang intens pada KTT COP26, dengan tuan rumah Inggris mengatakan kesepakatan itu akan menjaga harapan internasional untuk mencegah dampak terburuk dari pemanasan global.
Berikut adalah pencapaian terbesar dari kesepakatan tersebut, seperti dikutip dari Reuters, 15 November 2021.
MENINGKATKAN KOMITMEN
Perjanjian tersebut mengakui bahwa komitmen yang dibuat oleh negara-negara sejauh ini untuk mengurangi emisi gas rumah kaca yang memanaskan planet, tidak cukup untuk mencegah pemanasan planet melebihi 1,5 derajat Celsius di atas suhu pra-industri.
Untuk mengatasi hal ini, perjanjian itu meminta pemerintah untuk memperkuat target tersebut pada akhir tahun depan, bukan setiap lima tahun, seperti yang disyaratkan sebelumnya.
Kegagalan untuk menetapkan dan memenuhi tujuan pengurangan emisi yang lebih ketat akan memiliki konsekuensi besar. Para ilmuwan mengatakan bahwa melampaui kenaikan 1,5 derajar Celsius akan menyebabkan kenaikan permukaan laut yang ekstrem dan bencana alam termasuk kekeringan yang melumpuhkan, badai dahsyat dan kebakaran hutan yang jauh lebih buruk daripada yang sudah diderita dunia.
"Saya pikir hari ini kita dapat mengatakan dengan kredibilitas bahwa kita telah menjaga 1,5 (derajat Celcius) dalam jangkauan," kata Alok Sharma, presiden KTT COP26. "Tapi denyut nadinya lemah, dan kami hanya akan bertahan jika kami menepati janji kami."
TARGET BAHAN BAKAR FOSIL
Pakta tersebut untuk pertama kalinya meminta negara-negara untuk mengurangi ketergantungan mereka pada batu bara dan mengurangi subsidi bahan bakar fosil, langkah yang akan menargetkan sumber energi yang menurut para ilmuwan adalah pendorong utama perubahan iklim buatan manusia.
Namun, poin ini mendapat perdebatan sengit di forum.
Tepat sebelum kesepakatan Glasgow diadopsi, India meminta kesepakatan itu meminta negara-negara untuk "menghentikan secara bertahap", alih-alih "menghapus" batu bara. Perubahan kata kecil itu memicu banyak kecemasan di aula pleno, tetapi delegasi menyetujui permintaan demi menyelamatkan kesepakatan.
Kata-kata kesepakatan tentang "subsidi yang tidak efisien", sementara itu, mempertahankan ungkapan "penghapusan bertahap".
Masih ada pertanyaan tentang bagaimana mendefinisikan "tidak berkurang" dan "tidak efisien".
PEMBAYARAN KEPADA NEGARA RENTAN
Kesepakatan itu membuat kemajuan dalam tuntutan negara-negara miskin dan rentan agar negara-negara kaya yang bertanggung jawab atas sebagian besar emisi untuk membayar.
Kesepakatan itu, misalnya, mendesak negara maju untuk setidaknya menggandakan penyediaan pendanaan iklim kolektif mereka untuk adaptasi ke negara berkembang dari tingkat 2019 pada 2025.
Kesepakatan juga, untuk pertama kalinya, menyebutkan apa yang disebut "kerugian dan kerusakan" di bagian sampul perjanjian. Kerugian dan kerusakan mengacu pada biaya yang telah dihadapi beberapa negara dari perubahan iklim, dan negara-negara ini telah bertahun-tahun menginginkan pembayaran untuk membantu mengatasinya.
Namun, di bawah kesepakatan itu, negara-negara maju pada dasarnya baru saja setuju untuk melanjutkan diskusi tentang topik tersebut. Dunia masih harus menunggu diskusi lebih lanjut untuk melihat sejauh mana kesepakatan ini direalisasikan.
ATURAN UNTUK PASAR KARBON GLOBAL
Negosiator juga menutup kesepakatan pengaturan untuk pasar karbon, berpotensi membuka triliunan dolar untuk melindungi hutan, membangun fasilitas energi terbarukan dan proyek lain untuk memerangi perubahan iklim.
Perusahaan serta negara-negara dengan tutupan hutan yang luas telah mendorong kesepakatan yang kuat di pasar karbon yang dipimpin pemerintah di Glasgow, dengan harapan juga melegitimasi pasar offset sukarela global yang tumbuh cepat.
Berdasarkan kesepakatan tersebut, beberapa langkah akan diterapkan untuk memastikan kredit tidak dihitung dua kali di bawah target emisi nasional, tetapi perdagangan bilateral antarnegara tidak akan dikenakan pajak untuk membantu mendanai adaptasi iklim. yang telah menjadi permintaan inti bagi negara-negara kurang berkembang.
Negosiator juga mencapai kompromi yang menetapkan batas waktu, dengan kredit yang dikeluarkan sebelum tahun 2013 tidak diteruskan. Itu dimaksudkan untuk memastikan terlalu banyak kredit lama tidak membanjiri pasar dan mendorong pembelian alih-alih pengurangan emisi baru.
KESEPAKATAN SELA
Ada sejumlah kesepakatan sampingan yang juga mesti disorot. Amerika Serikat dan Uni Eropa mempelopori inisiatif pemotongan metana global di mana sekitar 100 negara telah berjanji untuk mengurangi emisi metana sebesar 30% dari tingkat tahun 2020 pada tahun 2030.
Amerika Serikat dan Cina, dua penghasil karbon terbesar di dunia, juga mengumumkan deklarasi bersama untuk bekerja sama dalam langkah-langkah perubahan iklim, sebuah kesepakatan yang meyakinkan para pengamat tentang niat Cina untuk mempercepat upayanya memerangi pemanasan global.
Perusahaan dan investor juga membuat banyak janji sukarela pada KTT COP26 yang akan menghapus mobil bertenaga bensin, menghilangkan karbon dari perjalanan udara, melindungi hutan, dan memastikan investasi yang lebih berkelanjutan.
Baca juga: KTT COP26 Hasilkan Kesepakatan, Tetapi Tidak Cukup untuk Batasi Pemanasan Global
REUTERS