TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 200 orang demonstran anti-lockdown bentrok dengan polisi ketika Belanda kembali menerapkan lockdown parsial pada Sabtu, 13 November 2021, karena kasus Covid-19 yang meningkat tajam.
Ratusan pengunjuk rasa anti-lockdown yang melemparkan batu dan kembang api ditembak meriam air oleh polisi Belanda di Den Haag.
Ketegangan terjadi setelah Perdana Menteri Mark Rutte mengumumkan penerapan kembali lockdown parsial pada konferensi pers Jumat, Metro melaporkan, 13 November 2021.
Meski kematian akibat Covid-19 di Belanda tetap rendah, tetapi negara itu mencatat jumlah infeksi harian tertinggi pada Jumat, ketika petugas medis memperingatkan rumah sakit berada di bawah tekanan besar karena lonjakan.
Rumah sakit di Belanda merawat 1.790 orang dengan Covid-19 pada Sabtu, menurut laporan NL Times. Angka itu 28 persen lebih tinggi dibandingkan seminggu sebelumnya. Peningkatan 28 persen lainnya akan membuat total mendekati 2.300.
Angka saat ini adalah yang tertinggi sejak 21 Mei.
Lockdown baru efektif dimulai pada 13 November dengan bar, restoran, dan supermarket terpaksa tutup pada jam 8 malam selama tiga minggu ke depan dan orang-orang disuruh bekerja dari rumah.
Toko yang menjual barang-barang yang tidak penting harus tutup pada pukul 6 sore, dan pertandingan olahraga akan kembali diadakan tanpa penonton.
Hampir 85% dari populasi dewasa Belanda telah divaksin penuh. Program vaksin booster yang akan dimulai pada Desember untuk orang tua dan petugas kesehatan kini telah dimajukan.
Belanda adalah negara pertama di Eropa Barat yang kembali memberlakukan lockdown sejak gelombang infeksi baru Covid-19 mulai melonjak di beberapa bagian Eropa.
Baca juga: Eropa Jadi Pusat Pandemi Covid-19, Lockdown dan Wajib Masker Dipertimbangkan
METRO | NL TIMES