TEMPO.CO, Jakarta - Pakar dari Belanda merekomendasikan penguncian wilayah untuk memerangi lonjakan kasus Corona. Saran ini berasal dari Tim Manajemen Wabah Belanda.
Penguncian parsial ini adalah yang pertama kalinya sejak musim panas di Eropa Barat. Penguncian ini untuk memberikan tindakan drastis dalam memerangi lonjakan virus Corona.
Dalam beberapa pekan terakhir, kasus Corona di Eropa melonjak pesat. Sebagian besar berasal dari orang-orang yang tak divaksin yang menularkan virus ke kelompok lansia maupun yang rentan.
Kemarin, kasus Corona di Jerman menembus 50 ribu. Sedangkan di Rusia kasus kematian mencapai rekor tertinggi. Penularan kasus tercatat 38.058 pada Rabu lalu. Di Belanda, hingga Kamis 11 November 2021, Corona menyentuh rekor tertinggi dengan 16.300 kasus positif yang terjadi dalam 24 jam terakhir.
Seperti di banyak negara Eropa, 56 persen pasien Covid-19 di Belanda tidak divaksinasi atau hanya divaksinasi sebagian. Mereka yang tidak mendapat suntikan vaksin Corona berusia rata-rata 59 tahun dibandingkan dengan 77 untuk pasien yang divaksinasi, menurut data Institut Kesehatan Belanda (RIVM).
Pekan lalu, Perdana Menteri Belanda Mark Rutte menerapkan langkah-langkah untuk memperlambat penyebaran virus, dua bulan setelah membatalkan aturan jarak sosial.
Langkah-langkah tersebut termasuk mengenakan kembali masker di toko-toko dan menunjukkan bukti vaksin di tempat tertentu.
Pada Selasa, sekelompok rumah sakit di provinsi Limburg, Belanda selatan, menyerukan kepada pemerintah untuk mengambil langkah-langkah tambahan guna membendung penularan. Bila kasus Corona tak terkendali, fasilitas kesehatan terancam macet.
Baca: Pasien Covid-19 yang Dirawat di Rumah Saki di Prancis Bertambah
REUTERS
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.