TEMPO.CO, Jakarta -Menurut laporan yang dirilis oleh Norwegian Refugee Council (NRC) pada hari Rabu, 10 November menyebutkan ada sekitar 4.000 hingga 5.000 warga Afghanistan yang menyeberang ke Iran setiap harinya semenjak Taliban menguasai Kabul pada bulan Agustus yang lalu.
NRC menyebutkan bahwa total sudah ada sekitar 300.000 warga Afghanistan yang melintasi perbatasan sejak berkuasanya kembali Taliban di Afghanistan.
Perginya warga Afghanistan menyeberang ke negara lain sering disebut dengan eksodus. Selain Afghanistan, banyak negara yang penduduknya melakukan eksodus dengan berbagai alasan. Sebut saja Suriah, Palestina, hingga Myanmar.
Lalu, apa saja alasan di balik eksodus yang dilakukan oleh banyak warga di sejumlah belahan negeri itu?
- Bencana alam
Terjadinya suatu bencana alam, seperti gempa bumi, tsunami, badai, atau banjir besar bisa mendorong terjadinya eksodus masyarakat pada suatu wilayah. Hal ini dilatarblekangi oleh masyarakat yang ingin mencari tempat aman dari bencana yang sedang dihadapi. Contoh wilayah yang penduduknya eksodus karena bencana alam adalah Indonesia. Ketika terjadi gempa di Palu, beberapa tahun yang lalu, banyak masyarakat Palu yang memutuskan untuk pergi dari Palu menuju tempat yang lebih aman.
- Perang
Perang yang terjadi pada suatu wilayah juga bisa mendorong terjadinya eksodus. Hal ini karena masyarakat di wilayah tersebut merasa tidak aman dan nyaman ketika terjadinya perang yang sangat merugikan mereka, baik secara materil maupun nonmateril.
Banyak contoh wilayah yang penduduknya eksodus karena terjadi perang, seperti Suriah, Afghanistan, Irak, dan banyak negara lainnya.
- Situasi Konflik Politik
Situasi politik yang tidak stabil bisa berpengaruh terhadap terjadinya eksodus. Situasi politik yang tidak stabil bisa menyasar atau mengarah kepada kelompok suku, etnis, atau agama tertentu.
Oleh karena itu, jika situasi politik sedang tidak stabil banyak masyarakat yang memutuskan untuk melakukan eksodus.
Salah satu contoh dari eksodus akibat situasi konflik politik, berbeda dengan konflik Afghanistan, adalah eksodus yang dilakukan oleh penduduk keturunan Tionghoa di Indonesia pada 1998. Saat itu, situasi politik di Indonesia sedang tidak stabil dan terjadi sentimen terhadap keturunan Tionghoa. Oleh karena itu, banyak keturunan Tionghoa yang eksodus menuju Singapura ataupun Hong Kong.
EIBEN HEIZIER
Baca juga: 5.000 Warga Afghanistan Perhari Eksodus ke Iran: Taliban dan ISIS Beda Tipis?