Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

KTT COP26 Dikritik Aktivis Lingkungan

Reporter

image-gnews
Aktivis lingkungan hidup memakai topeng dari botol bekas minyak sawit dalam aksi unjuk rasa di Bandung, Jawa Barat, 5 November 2021. Selain menyuarakan tentang perubahan iklim, mereka juga mengkritik COP 26 dimana para pemimpin dunia menyuarakan stop deforestasi dan energi terbarukan namun disaat bersamaan mereka juga membuka investasi besar-besaran di sektor pertambangan dan pembukaan lahan hutan untuk industri. TEMPO/Prima Mulia
Aktivis lingkungan hidup memakai topeng dari botol bekas minyak sawit dalam aksi unjuk rasa di Bandung, Jawa Barat, 5 November 2021. Selain menyuarakan tentang perubahan iklim, mereka juga mengkritik COP 26 dimana para pemimpin dunia menyuarakan stop deforestasi dan energi terbarukan namun disaat bersamaan mereka juga membuka investasi besar-besaran di sektor pertambangan dan pembukaan lahan hutan untuk industri. TEMPO/Prima Mulia
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sekelompok aktivis muda lingkungan hidup menyampaikan teguran mereka kepada para delegasi di KTT COP26 pada Kamis, 11 November 2021. Mereka menuntut agar pakta non-proliferation bahan bakar fosil diberlakukan. 

Para aktivis itu, juga menyerukan agar para pemimpin dunia terus menjaga kedekatan dengan industri-industri batu-bara, minyak dan gas. 

  

Para aktivis lingkungan hidup mengambil alih panggung di konferensi Glasgow, Skotlandia, Inggris, melalui protes mereka. Mereka mengkritik soal bahan bakar fosil dalam KTTCOP26. Tidak ada kesepakatan COP yang pernah menyebut bahan bakar fosil sebagai pendorong utama krisis iklim.

Untuk pertama kalinya, sebuah draft pada Rabu, 10 November 2021, meminta negara-negara di dunia untuk mempercepat penghapusan secara bertahap batu bara dan subsidi untuk bahan bakar fosil. Namun beberapa produsen bahan bakar fosil utama, termasuk Arab Saudi, menolak hal itu.

Otoritas di Arab Saudi belum mau berkomentar saat ditanya wartawan soal ini. Australia sebagai pengekspor batu bara terbesar dari semua negara maju, juga belum menanggapi hal itu.

“Saya marah dengan cara COP ini, yang tidak mengelola perubahan iklim sebagai krisis. Bahkan tidak bisa berbicara tentang bahan bakar fosil di teks akhir. Pencemar lebih diterima daripada manusia, dan inilah kita sebagai pemuda, yang akan terus berjuang untuk menghapus bahan bakar fosil secara bertahap,” kata Mitzi Jonelle Tan, aktivis keadilan iklim Filipina, dalam konferensi tersebut.

  

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pemuda dan pemimpin kelompok Fridays for Future telah bergabung dalam sebuah jaringan organisasi masyarakat sipil yang mendorong penghentian penggunaan bahan bakar fosil secara cepat dan adil. Pada awal tahun ini, kelompok tersebut mengorganisir sebuah surat yang mendesak para pemimpin dunia agar menjaga bahan bakar fosil di tanah yang ditandatangani oleh Dalai Lama dan 100 pemenang Hadiah Nobel lainnya.

Dalam sebuah surat terbuka yang ditujukan kepada para pemimpin dunia, gerakan tersebut mengatakan bahan bakar fosil adalah senjata pemusnah massal para generasi muda. Dengan begitu, harus dihentikan ekspansi produk minyak, gas, dan batu bara baru dan penghentian semua produksi yang ada.

  

Lebih dari 100 perusahaan bahan bakar fosil telah mengirim 500 pelobi ke KTT COP26 yang membahas permasalahan iklim di Glasgow, Skotlandia.  

Baca juga: Reputasi Yasser Arafat Selama Lima Dekade Memimpin Palestina 

Afifa Rizkia Amani | CNN

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.   

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jakarta dan Banten Masuki Puncak Kemarau pada Agustus 2024, Mundur Akibat Gejolak Iklim

3 hari lalu

Ilustrasi kekeringan: Warga berjalan di sawah yang kering akibat kemarau di Rajeg, Kabupaten Tangerang, Banten. ANTARA FOTO/Fauzan/ama.
Jakarta dan Banten Masuki Puncak Kemarau pada Agustus 2024, Mundur Akibat Gejolak Iklim

Jakarta dan Banten diperkirakan memasuki musim kemarau mulai Juni mendatang, dan puncaknya pada Agustus. Sedikit mundur karena anomali iklim.


Masyarakat Adat di IKN Nusantara Terimpit Rencana Penggusuran dan Dampak Krisis Iklim, Begini Sebaran Wilayah Mereka

9 hari lalu

Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto mengecek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur, Senin (18/3/2024), yang direncanakan menjadi lokasi upacara HUT Ke-79 RI pada 17 Agustus 2024. ANTARA/HO-Biro Humas Setjen Kemhan RI.
Masyarakat Adat di IKN Nusantara Terimpit Rencana Penggusuran dan Dampak Krisis Iklim, Begini Sebaran Wilayah Mereka

AMAN mengidentifikasi belasan masyarakat adat di IKN Nusantara dan sekitarnya. Mereka terancam rencana investasi proyek IKN dan dampak krisis iklim.


13 Persen Resort Ski Dunia Diprediksi Gundul dari Salju Pada 2100

9 hari lalu

Australia dalam sepekan harus menyiapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus corona di resor ski. Foto: @thredboresort
13 Persen Resort Ski Dunia Diprediksi Gundul dari Salju Pada 2100

Studi hujan salju di masa depan mengungkap ladang ski dipaksa naik ke dataran lebih tinggi dan terpencil. Ekosistem pegunungan semakin terancam.


Studi Terbaru: IKN Nusantara dan Wilayah Lain di Kalimantan Terancam Kekeringan Ekstrem pada 2050

10 hari lalu

Pekerja menyelesaikan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis 15 Februari 2024. Pembangunan PLTS tersebut untuk fase pertama sebesar 10 megawatt (MW) dari total kapasitas 50 MW yang akan menyuplai energi terbarukan untuk IKN dan akan beroperasi pada 29 Pebruari 2024. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Studi Terbaru: IKN Nusantara dan Wilayah Lain di Kalimantan Terancam Kekeringan Ekstrem pada 2050

Kajian peneliti BRIN menunjukkan potensi kekeringan esktrem di IKN Nusantara dan wilayah lainnya di Kalimantan pada 2033-2050. Dipicu perubahan iklim.


Negara dengan Durasi Puasa Paling Pendek Hingga Terpanjang di Dunia

11 hari lalu

Ilustrasi Buka Puasa. shutterstock.com
Negara dengan Durasi Puasa Paling Pendek Hingga Terpanjang di Dunia

Perbedaan letak geografis masing-masing negara mempengaruhi durasi puasa.


BRIN Genjot Penelitian Mengenai Krisis Air, Apa Saja Solusi yang Dikembangkan?

15 hari lalu

Sejumlah warga Muara Angke membawa jerigen saat melakukan aksi di depan Gedung Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Selasa, 22 Februari 2022. Para warga yang datang dari blok Limbah, blok Eceng dan blok Empang RW 022 Muara Angke ini menggelar aksi terkait krisis air bersih yang melanda di pemukiman mereka. Selain meminta layanan air bersih, mereka juga meminta agar PAM Jaya melakukan pelayanan suplai air minum menggunakan kios air sementara untuk warga sebanyak 293.208 liter per hari, dan pemberlakuan tarif air sesuai dengan Peraturan Gubernur Nomor 57 tahun 2021 yaitu seharga Rp. 1.575,-/ meter kubik. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
BRIN Genjot Penelitian Mengenai Krisis Air, Apa Saja Solusi yang Dikembangkan?

BRIN mendorong penguatan riset dan inovasi terkait solusi krisis air. Berbagai teknologi pengelolaan air dikembangkan.


Sidang Daniel Frits Aktivis Penolak Tambak Udang Karimunjawa, Pengacara Pelapor Buat Onar

21 hari lalu

Suasana unjuk rasa mewarnai sidang perdana perkara UU ITE yang menjerat Daniel Firts Maurits Tangkilisan di Pengadilan Negeri Jepara pada Kamis, 1 Februari 2024. Dokumentasi: KOALISI NASIONAL MASYARAKAT MENOLAK KRIMINALISASI AKTIVIS LINGKUNGAN DAN PERLINDUNGAN KAWASAN STRATEGI PARIWISATA NASIONAL KARIMUNJAWA DARI TAMBAK UDANG ILEGAL
Sidang Daniel Frits Aktivis Penolak Tambak Udang Karimunjawa, Pengacara Pelapor Buat Onar

Koalisi Advokat Pembela Pejuang Lingkungan Hidup menyatakan pengacara pelapor Daniel Frits diduga telah menghina jalannya pengadilan.


Komisi Fatwa MUI Pergi ke Kalteng dan Riau Sebelum Haramkan Deforestasi

27 hari lalu

Pemandangan udara terlihat dari kawasan hutan yang dibuka untuk perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia, 6 Juli 2010. REUTERS/Crack Palinggi/File Foto
Komisi Fatwa MUI Pergi ke Kalteng dan Riau Sebelum Haramkan Deforestasi

MUI mengeluarkan fatwa yang mengharamkan penggundulan hutan (deforestasi) serta pembakaran hutan dan lahan yang berdampak pada krisis iklim.


Ashoka dan Kok Bisa Seleksi 29 Finalis Penemu Solusi Krisis Iklim

28 hari lalu

Pengrajin membuat kerajinan daur ulang sampah di Bank Sampah Persatuan, Pondok Kelpa, Duren Sawit, Jakarta Timur, Jumat, 26 Januari 2024. Bank Sampah yang di dirikan pada 2019 ini memperkerjakan sejumlah ibu-ibu rumah tangga untuk membuat kerajinan dari olahan sampah plastik yang dijadikan menjadi tas, lampu hias hingga berbagai ornamen dan memiliki nilai jual mulai dari 30 ribu hingga 130 ribu per produknya. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Ashoka dan Kok Bisa Seleksi 29 Finalis Penemu Solusi Krisis Iklim

Ashoka dan Kok Bisa menyaring para pemilik inisiatif baru untuk menghadapi tantangan perubahan iklim.


Peneliti yang Sebut Puting Beliung Rancaekek Tornado Menilai Banyak Ilmuwan Tak Paham Perubahan Iklim

29 hari lalu

Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, Erma Yulihastin saat ditemui seusai acara Media Lounge Discussion perihal cuaca ekstrem, Rabu 31 Januari 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Peneliti yang Sebut Puting Beliung Rancaekek Tornado Menilai Banyak Ilmuwan Tak Paham Perubahan Iklim

Peneliti di BRIN ini paparkan tiga fenomena cuaca ekstrem yang dulu tak dibayangkan bakal bisa terjadi di Indonesia