TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat meningkatkan kampanyenya melawan korupsi di Kamboja pada Rabu, dengan mengeluarkan imbauan untuk perusahaan AS dan memasukkan daftar hitam dua pejabat pemerintah yang dituduh mencari keuntungan dari pembangunan pangkalan angkatan laut terbesar Kamboja.
Departemen Luar Negeri AS, Departemen Keuangan dan Perdagangan bersama-sama mengeluarkan nasihat bagi perusahaan yang melakukan bisnis di Kamboja, "untuk berhati-hati terhadap interaksi dengan entitas dalam praktik bisnis yang korup, kegiatan kriminal dan pelanggaran hak asasi manusia."
Risiko tersebut termasuk transaksi di sektor keuangan, real estat, kasino dan infrastruktur, serta dengan entitas yang terlibat dalam perdagangan manusia, satwa liar dan narkotika dan risiko terkait dalam kayu dan manufaktur, kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price, dikutip dari Reuters, 11 November 2021.
Kantor Perwakilan Dagang AS akan meninjau manfaat perdagangan Kamboja di bawah Sistem Preferensi Umum untuk negara-negara berkembang setelah Kongres mengesahkan kembali program itu, yang berakhir pada 2020, tambahnya.
Sebelumnya pada hari Rabu, Departemen Keuangan menjatuhkan sanksi pada komandan angkatan laut Kamboja, Tea Vinh, dan pada Chau Phirun, direktur jenderal Departemen Layanan Material dan Teknis Kementerian Pertahanan, menuduh keduanya berencana untuk berbagi dana yang diambil dari proyek pangkalan angkatan laut Ream.
Pangkalan militer di Teluk Thailand telah menarik perhatian dari Washington atas kehadiran militer Cina yang berkembang di sana.
Sanksi tersebut membekukan aset AS mereka dan umumnya melarang orang Amerika untuk berurusan dengan mereka. Departemen Luar Negeri AS pada Rabu juga melarang para pejabat dan beberapa anggota keluarga mereka bepergian ke Amerika Serikat.
"Amerika Serikat tidak akan tinggal diam sementara pejabat korup secara pribadi mendapatkan keuntungan dengan mengorbankan rakyat Kamboja," kata Andrea Gacki, direktur Kantor Pengawasan Aset Luar Negeri Departemen Keuangan.
Kementerian luar negeri dan pertahanan Kamboja tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Setahun yang lalu, Kamboja mengatakan telah meruntuhkan fasilitas yang didanai AS di pangkalan angkatan laut Ream untuk memungkinkan ekspansi lebih lanjut. Amerika Serikat mengatakan Kamboja setahun sebelumnya menolak tawarannya untuk memperbaiki pangkalan itu.
Amerika Serikat bulan lalu menuduh Kamboja kurang transparan tentang kegiatan konstruksi Cina di pangkalan itu, dan mendesak pemerintah untuk mengungkapkan kepada rakyatnya cakupan penuh keterlibatan militer Beijing.
Pernyataan Departemen Keuangan dan Luar Negeri pada hari Rabu tidak menyebutkan keterlibatan Cina dengan pangkalan tersebut.
Kamboja telah bergerak lebih dekat ke Cina untuk menjadi salah satu sekutu terpentingnya di Asia Tenggara, pada saat Washington berusaha untuk melawan pengaruh Beijing yang berkembang di kawasan itu.
Baca juga: Remaja Penyandang Autisme Divonis Penjara karena Hina Partai Berkuasa Kamboja
REUTERS