TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah provinsi yang terkurung daratan di barat laut Cina, sedang berupaya meningkatkan durasi cuti hamil berbayar menjadi hampir satu tahun penuh, untuk mendorong angka kelahiran.
Provinsi Shaanxi mencari opini publik untuk mengizinkan tambahan setengah tahun cuti hamil di atas 168 hari saat ini. Jika diimplementasikan, itu akan menempatkan Shaanxi dengan negara-negara Eropa seperti Jerman atau Norwegia.
Shaanxi juga mempertimbangkan untuk menggandakan lama cuti hamil menjadi 30 hari bagi pasangan yang ingin memiliki anak ketiga, dikutip dari Reuters, 4 November 2021.
Cina mengumumkan pada bulan Mei bahwa pasangan menikah mungkin memiliki hingga tiga anak, setelah data menunjukkan penurunan dramatis dalam angka kelahiran di negara terpadat di dunia.
Keputusan untuk membiarkan keluarga memiliki hingga tiga anak pada awalnya menimbulkan keraguan apakah itu akan membuat banyak perbedaan. Ada juga desakan untuk perincian tentang langkah-langkah pendukung apa yang akan dimasukkan.
Sejak itu, 14 provinsi termasuk Shaanxi telah mengubah aturan keluarga berencana daerah atau mencari opini publik untuk membuat amendemen undang-undang untuk memberikan cuti hamil atau cuti hamil tambahan.
Beberapa bahkan telah membuat bentuk cuti baru yang dinamakan "cuti membesarkan anak" untuk pasangan dengan anak-anak berusia 3 tahun ke bawah.
Provinsi pulau selatan Hainan menawarkan satu jam cuti membesarkan anak setiap hari, untuk orang tua dengan anak di bawah 3 tahun.
Provinsi Heilongjiang bahkan mengizinkan pasangan di kota-kota perbatasan untuk memiliki empat anak, karena tingkat kelahiran di bawah rata-rata di wilayah timur laut Cina yang terpencil.
Pada 2016, Cina membatalkan kebijakan satu anak yang sudah berlangsung puluhan tahun dan menggantinya dengan batasan dua anak untuk melawan populasi yang menua dengan cepat.
Tapi itu gagal untuk meningkatkan angka kelahiran, sebagian karena biaya yang relatif tinggi untuk membesarkan anak-anak di perkotaan China.
Cina memiliki tingkat kesuburan hanya 1,3 anak per perempuan pada tahun 2020 atau setara dengan masyarakat yang menua seperti Jepang dan Italia, menurut data terkini.
Baca juga: Pertumbuhan Populasi Cina Merosot ke Level Terendah Sejak Sensus Resmi 1950
REUTERS