TEMPO.CO, Jakarta - Menteri luar negeri Arab Saudi mengatakan pada Sabtu, krisis diplomatik dengan Lebanon berasal dari pengaturan politik Lebanon yang memperkuat dominasi kelompok bersenjata Hizbullah yang didukung Iran dan terus menyebabkan ketidakstabilan endemik.
Arab Saudi dan negara-negara Teluk lainnya mengusir duta besar Lebanon dalam perselisihan diplomatik yang berisiko menambah krisis ekonomi Lebanon, menyusul komentar kritis tentang intervensi militer pimpinan Saudi di Yaman oleh Menteri Informasi Lebanon George Kordahi.
"Saya pikir masalahnya jauh lebih luas daripada situasi saat ini," kata Menteri Luar Negeri Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud kepada Reuters, 30 Oktober 2021.
"Saya pikir penting bahwa pemerintah di Lebanon atau lembaga Lebanon menempa jalan ke depan yang membebaskan Lebanon dari konstruksi politik saat ini, yang memperkuat dominasi Hizbullah," ujarnya.
Dia mengatakan pengaturan ini melemahkan lembaga-lembaga negara di Lebanon, dengan cara yang membuat Lebanon terus memproses ke arah yang bertentangan dengan kepentingan rakyat Lebanon.
Perselisihan tersebut telah memicu seruan oleh beberapa politisi Lebanon untuk pengunduran diri Kordahi, sementara yang lain menentang langkah semacam itu, yang dapat melemahkan pemerintah secara keseluruhan.
"Kami tidak memiliki pendapat tentang pemerintah di Lebanon. Kami tidak memiliki pendapat apakah itu tetap atau pergi, ini terserah rakyat Lebanon," kata Menlu Saudi, yang berbicara dari Roma di mana dia menghadiri KTT G20.
George Kordahi secara terbuka didukung oleh Hizbullah dan telah menolak untuk meminta maaf atau mengundurkan diri sebagai menteri informasi Lebanon atas komentar tersebut.
Baca juga: Ledakan di Beirut, Saksi Mengaku Dapat Ancaman
REUTERS