TEMPO.CO, Jakarta - Hubungan diplomatik antara Arab Saudi dan Lebanon memanas setelah Arab Saudi memerintahkan duta besar Lebanon untuk pergi dalam waktu 48 jam pada Jumat dan melarang semua impor Lebanon sebagai tanggapan atas komentar kritis menteri Lebanon tentang intervensi koalisi militer pimpinan Saudi di Yaman.
Perpecahan diplomatik melemparkan kabinet Lebanon ke dalam krisis lebih lanjut karena mencoba untuk menggalang dukungan Arab untuk ekonomi yang sedang sakit.
Arab Saudi juga memanggil duta besarnya untuk Lebanon untuk konsultasi, kantor berita negara Saudi SPA melaporkan, dikutip dari Reuters, 31 Oktober 2021.
Keputusan Arab Saudi muncul beberapa hari setelah wawancara dengan Menteri Informasi Lebanon George Kordahi ditayangkan oleh sebuah acara online yang berafiliasi dengan jaringan Al Jazeera milik Qatar.
Kordahi, dalam komentar yang dibuat pada 5 Agustus, menyebut perang itu sia-sia, mengatakan Yaman menjadi sasaran agresi dan bahwa Houthi yang bersekutu dengan Iran hanya membela diri.
Perselisihan tersebut merupakan tantangan terbaru bagi kabinet Perdana Menteri Najib Mikati yang sudah berada dalam kelumpuhan politik atas pertikaian seputar penyelidikan ledakan pelabuhan Beirut.
Risiko keretakan melebar ke lebih banyak negara Teluk dengan Bahrain juga meminta duta besar Lebanon untuk pergi tidak lama setelah keputusan Saudi.
Najib Mikati, dalam panggilan telepon dengan Kordahi pada Jumat malam, memintanya untuk mengutamakan kepentingan nasional dan "mengambil keputusan yang tepat untuk memperbaiki hubungan Arab dengan Lebanon," kata sebuah pernyataan oleh kantornya.
Sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa eskalasi Saudi telah menekan Kordahi untuk mengundurkan diri untuk menghindari konsekuensi lebih lanjut.
Mikati sebelumnya menegaskan kembali komitmen pemerintahnya untuk hubungan baik dengan Arab Saudi dan menyerukan mitra Arab untuk memperbaiki krisis.
"Kami juga mengimbau para pemimpin Arab untuk bekerja dan membantu mengatasi krisis ini untuk menjaga kohesi Arab," kata pernyataan itu.
Kordahi mengatakan pertunjukan itu direkam hampir sebulan sebelum dia menjabat dan dia tidak akan mengundurkan diri atas insiden itu.
Najib Mikati berharap untuk meningkatkan hubungan dengan negara-negara Teluk Arab yang telah tegang selama bertahun-tahun karena pengaruh kelompok Syiah yang didukung Iran, Hizbullah.
"Kontrol teroris Hizbullah atas pengambilan keputusan negara Lebanon membuat Lebanon menjadi arena untuk melaksanakan proyek-proyek untuk negara-negara yang tidak menginginkan Lebanon dan rakyatnya baik-baik saja," kata pernyataan SPA.
Hizbullah memuji komentar Kordahi pada hari Kamis.
Pada bulan April, Arab Saudi melarang semua impor buah dan sayuran dari Lebanon dan menyalahkan peningkatan penyelundupan narkoba.
Larangan itu menambah kesengsaraan ekonomi Lebanon, yang sudah berada dalam pergolakan salah satu krisis keuangan terburuk di zaman modern.
Baca juga: Seberapa Parah Krisis di Lebanon Saat ini?
REUTERS