TEMPO.CO, Jakarta - Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat Jake Sullivan pada Senin bertemu dengan perwakilan Pemerintah Persatuan Nasional Myanmar (NUG), yang dibentuk oleh penentang kekuasaan junta militer, kata Gedung Putih pada Senin malam.
Dalam pertemuan virtual tersebut, Jake Sullivan menegaskan kembali dukungan AS yang berkelanjutan untuk gerakan pro-demokrasi di Myanmar dan membahas upaya berkelanjutan untuk memulihkan jalan negara menuju demokrasi dengan perwakilan NUG Duwa Lashi La dan Zin Mar Aung, kata Gedung Putih.
Sullivan menyatakan keprihatinan atas kekerasan militer dan mengatakan AS akan menuntut pertanggungjawaban atas kudeta, menurut Gedung Putih, dilaporkan Reuters, 26 Oktober 2021.
Jake Sullivan menyatakan keprihatinan khusus atas penangkapan aktivis pro-demokrasi Ko Jimmy dan mencatat Amerika Serikat akan terus mengadvokasi pembebasannya, menurut pernyataan itu.
Aktivis demokrasi veteran Myanmar Ko Kyaw Min Yu, lebih dikenal sebagai Ko Jimmy, adalah salah satu pemimpin Kelompok Pelajar Generasi 88. Dia dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis dengan cedera kepala parah setelah ditangkap oleh junta dalam serangan semalam di Yangon, menurut istrinya, dilaporkan surat kabar Myanmar Irrawaddy.
Jake Sullivan dan pejabat NUG juga membahas pandemi Covid-19 di Myanmar dan upaya AS yang sedang berlangsung untuk memberikan bantuan kemanusiaan langsung kepada rakyat Myanmar.
Protes dan kerusuhan telah melumpuhkan Myanmar sejak kudeta militer 1 Februari, dengan militer dituduh melakukan kekejaman dan kekuatan berlebihan terhadap warga sipil. Junta menyalahkan kerusuhan pada "teroris" yang bersekutu dengan pemerintah bayangan.
Mengakui junta militer sebagai pemerintah negara itu tidak akan menghentikan kekerasan yang meningkat, kata utusan khusus PBB untuk Myanmar mengatakan sebelumnya pada Senin.
Baca juga: 4 Polisi dan Tentara Terkena Ledakan setelah Demo Pendukung Junta Myanmar
REUTERS | IRRAWADDY