TEMPO.CO, Jakarta - Malaysia akan mengizinkan pekerja migran untuk kembali masuk negara itu setelah 16 bulan menutup pintu gara-gara pandemi Covid-19. Turis akan diizinkan piknik ke Pulau Langkawi
Kelonggaran aturan soal izin masuknya pekerja migran itu, diberikan setelah dicapai kesepakatan dengan satgas Covid-19. Sektor perkebunan kelapa sawit dan pabrik pembuatan sarung tangan karet, sangat tergantung pada tenaga pekerja migran.
“Komite khusus penanganan pandemi Covid-19 pada hari ini menyetujui proposal SOP untuk masuknya pekerja migran ke Malaysia, khususnya untuk memenuhi kebutuhan di sektor perkebunan,” kata Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob.
Seorang tenaga kesehatan mengambil sampel usap (swab) dari seorang pria untuk tes COVID-19 di Rawang, Selangor, Malaysia, pada 20 Mei 2021. Malaysia melaporkan rekor harian baru virus corona dan lonjakan jumlah serta tingkat keparahan kasus baru.. (Xinhua/Chong Voon Chung)
Kuota masuknya pekerja migran dan tanggal mereka boleh masuk Malasia masih digodok, yang kemungkinan akan dibatasi. Malaysia bergantung pada sekitar 2 juta pekerja migran non-prosedural untuk membantu memproduksi banyak hal, mulai dari sarung tangan hingga komponen iPhone.
Pada bulan lalu, Pemerintah Malaysia mengatakan akan memprioritaskan kembalinya 32 ribu pekerja migran untuk bekerja di sektor perkebunan untuk meredakan krisis tenaga kerja, yang telah menjadi pukulan bagi sektor perkebunan kelapa sawit. Perkebunan kelapa sawit di Malaysia adalah yang terbesar kedua di dunia.
Industri pembuat sarung tangan karet di Malaysia juga telah mengajukan permohonan ke Pemerintah agar mengizinkan pekerja migran masuk dan bekerja sehingga bisa memenuhi permintaan barang pada tahun ini dan tahun depan.
Terhitung mulai pertengahan November 2021, Malaysia juga akan mengizinkan pelancong dari luar negeri berwisata ke Pulau Langkawi. Malaysia telah membuka kembali perbatasannya untuk turis asing pertama kalinya sejak pandemic Covid-19 terjadi.
Baca juga: Kementerian Luar Negeri Pulangkan 13 ABK WNI
Sumber: Reuters
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.