TEMPO.CO, Jakarta - Kanselir Jerman Angela Merkel mendesak agar lebih banyak perempuan, yang terjun ke politik. Ucapan itu di sampaikannya mengingat dia akan segera meninggalkan jabatan sebagai kanselir setelah 16 tahun menjadi kanselir perempuan pertama di Jerman.
Menurut Merkel, politik Jerman dulu masih didominasi laki-laki. Dia pun yakin akan ada waktunya perempuan lebih banyak berkiprah di politik.
Chancellor Angela Merkel. REUTERS/Darren Staples
Merkel telah menjadi sosok yang menginspirasi perempuan di dunia karena dia menjadi pemimpin di negara dengan perekonomian terbesar di Eropa.
Sekarang ini muncul waswas kepergian Merkel dari politik Jerman bisa menyebabkan kelangkaan perempuan di tataran politikus papan atas Jerman. Di tempat terpisah, muncul tuduhan pelanggaran seksual di Axel Springer, sebuah perusahaan bidang media di Jerman. Isu ini telah memunculkan perdebatan soal kesetaraan gender dan seksisme di Jerman.
“Kami masih belum berhasil membuat perempuan cukup berantusias dengan politik. Secara umum, ada banyak upaya yang harus dilakukan sehingga perempuan bisa mendapatkan lebih banyak rasa percaya diri. Sebab sekalipun ada perempuan, ini (politik) bukan seperti pertandingan olahraga gulat, misalnya saat perebutan kursi partai,” kata Merkel.
Paritas gender bisa menjadi perdebatan dalam pembentukan pemerintah Jerman berikutnya dengan posisi tiga partai berkoalasi saat ini di dalamnya. Sejumlah analis mengatakan perilaku seksis dan hambatan struktural telah ikut memberikan pengaruh.
Belum lama ini dalam kampanye pemilu federal, seorang kandidat perempuan kanselir Jerman dari Partai Hijau mengeluhkan pengawasan seksis telah menahannya.
Masih jarang sekali perempuan duduk di jabatan eselon di Partai Kristen Demokrat (CDU), yang didominasi oleh laki-laki. CDU adalah partai yang menggolkan Merkel ke kursi Kanselir.
Merkel sudah lama menghindari menyebut dirinya seorang feminis. Contohnya ketika dia tertinggal dengan politikus lain dalam mendukung kebijakan agar lebih banyak perempuan di ruang rapat.
Baca juga: Kasus Covid-19 Naik, Menteri Keuangan Tak Mau Inggris Lockdown Lagi
Sumber: Reuters
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.