TEMPO.CO, Jakarta - Warga Singapura memilih vaksin Sinovac dan Sinopharm sebagai booster untuk melengkapi suntikan jenis mRNA, demikian dilaporkan CNA, Kamis, 21 Oktober 2021.
Pemerintah Singapura mulai 9 Oktober memperluas program booster untuk petugas kesehatan, pekerja garis depan dan mereka yang berusia 30 tahun ke atas dengan menggunakan vaksin mRNA Pfizer atau Moderna, yang juga diberikan di bawah program vaksinasi nasional.
Namun beberapa orang menggunakan vaksin Sinovac dan Sinopharm, yang ditawarkan di bawah Jalur Akses Khusus berbayar, sebagai penguat setelah sebelumnya mendapat vaksinasi mRNA, menurut dua klinik kepada CNA.
Baik vaksin Sinovac dan Sinopharm adalah vaksin dengan virus yang dilemahkan.
Warga yang mendapat suntikan kedua sekitar tiga sampai enam bulan sebelumnya, ingin mendapatkan peningkatan kekebalan menjelang program booster nasional, atau waspada terhadap efek samping parah yang mereka alami dengan vaksin mRNA, kata klinik.
Singapura akan memperpanjang pembatasan sosialnya untuk menahan penyebaran Covid-19 selama sekitar satu bulan ke depan untuk mengurangi tekanan pada sistem perawatan kesehatan, kata pemerintah Singapura seperti dikutip Free Malaysia Today, Kamis, 21 Oktober 2021.
Negara ini pada akhir September menerapkan kembali pembatasan yang mencakup membatasi interaksi sosial dan makan di luar untuk memperlambat penularan virus. Namun, kasus harian terus meningkat dan mencapai rekor 3.994 kemarin.
Singapura telah memvaksinasi 80 persen dari 5,45 juta penduduknya, namun kasus tanpa gejala atau gejala ringan terus meningkat, menyebabkan tekanan pada rumah sakit dan staf medis.
“Hampir 90 persen tempat tidur isolasi di rumah sakit kami telah terisi. Lebih dari dua pertiga tempat tidur ICU kami sudah terisi,” kata Lawrence Wong, ketua bersama gugus tugas virus pemerintah, dalam konferensi pers.
“Ini bukan hanya masalah memiliki tempat tidur tambahan atau membeli peralatan baru, tenaga medis kami kelelahan dan kelelahan,” katanya.