TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Dalam Negeri Inggris Priti Patel mengatakan pada Rabu, tingkat ancaman terorisme terhadap anggota parlemen Inggris sekarang dianggap substansial, beberapa hari setelah anggota parlemen David Amess ditikam sampai mati pada pertemuan publik di daerah pemilihannya.
Artinya ancaman langsung terhadap politisi sama dengan tingkat ancaman nasional secara keseluruhan, yang berarti serangan dianggap mungkin terjadi.
"The Joint Terrorism Analysis Centre (JTAC) telah melakukan tinjauan independen terhadap risiko yang dihadapi anggota parlemen," kata Priti Patel kepada parlemen, dikutip dari Reuters, 21 Oktober 2021.
"Meskipun kami tidak melihat informasi atau intelijen apa pun yang mengarah pada ancaman yang kredibel, spesifik, atau akan segera terjadi, saya harus memberitahu House of Commons (Parlemen Inggris) bahwa tingkat ancaman yang dihadapi anggota dewan ini sekarang dianggap substansial," kata Patel.
Anggota Parlemen Inggris David Amess (UK Parliament/via REUTERS_
Patel mengatakan semua 650 anggota parlemen Inggris telah dihubungi oleh kepolisian setempat untuk menilai pengaturan keamanan mereka berdasarkan saran dari JTAC, badan independen yang menetapkan tingkat ancaman terorisme negara itu.
"Saya dapat meyakinkan parlemen Inggris bahwa badan keamanan dan intelijen kelas dunia dan polisi anti-teror kami sekarang akan memastikan bahwa perubahan ini tercermin dengan baik dalam postur operasional," kata Priti Patel.
David Amess, 69 tahun, tewas di sebuah gereja pada hari Jumat di Leigh-on-Sea, timur London, saat ia bertemu pemilih di daerah pemilihannya. Dia adalah anggota parlemen Inggris kedua yang terbunuh dalam lima tahun yang mendorong seruan untuk keamanan yang lebih baik bagi para politisi.
Seorang pria berusia 25 tahun, ditangkap di tempat kejadian, sedang diinterogasi atas pembunuhan David Amess oleh para detektif yang memperlakukannya sebagai kemungkinan serangan teroris yang terkait dengan ekstremisme Islam.
Baca juga: Penyerang David Amess, Ali Harbi Ali Diduga Jadi Radikal setelah Nonton Youtube
REUTERS