TEMPO.CO, Jakarta - Junta Myanmar telah membebaskan ratusan tahanan politik dalam beberapa hari terakhir, termasuk juru bicara partai Aung San Suu Kyi dan seorang komedian terkenal, meskipun beberapa kembali ditangkap, menurut laporan media lokal dan kelompok HAM.
Televisi pemerintah mengumumkan Senin malam, 5.600 lebih orang yang ditangkap atau buron karena protes anti-kudeta, akan diberikan amnesti menyusul pidato dari kepala junta Myanmar yang mengatakan pemerintahnya berkomitmen untuk perdamaian dan demokrasi.
Media pemerintah Global New Light of Myanmar pada Selasa mengatakan junta Myanmar telah membebaskan 647 tahanan dari penjara Insein Yangon, sementara 80 orang dibebaskan dari sebuah penjara di Mandalay. 4.320 terdakwa lainnya yang saat ini sedang menghadapi pengadilan juga akan dibebaskan.
Pembebasan itu menyusul pengumuman junta Senin bahwa mereka akan membebaskan lebih dari 5.600 orang yang ditangkap karena memprotes kekuasaan militer sejak kudeta pada Februari. Para tahanan yang dibebaskan perlu menandatangani dokumen yang berjanji untuk tidak melakukan tindakan kekerasan apa pun terhadap negara, kata junta, dilaporkan CNN.
Pembebasan itu digambarkan oleh beberapa aktivis sebagai taktik oleh militer yang berkuasa untuk mencoba membangun kembali reputasi internasionalnya setelah Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) mengambil langkah tegas dan langka dengan menolak pemimpin junta dalam pertemuan tingkat tinggi.
Tak lama setelah media lokal pada Senin malam mendokumentasikan pembebasan anggota parlemen, wartawan dan lainnya dari penjara Insein Yangon dan fasilitas penahanan di Mandalay, Lashio, Meiktila dan Myeik, laporan penangkapan kembali muncul, seperti dikutip dari Reuters, 20 Oktober 2021.
Reuters tidak dapat memverifikasi laporan secara independen dan juru bicara departemen penjara Myanmar dan juru bicara junta Myanmar tidak segera dapat dihubungi untuk dimintai komentar.
Media lokal, termasuk Democratic Voice of Burma dan Khit Thit Media, juga melaporkan beberapa orang ditangkap kembali.
Keluarga menunggu di luar penjara Insein saat Junta Myanmar membebaskan tahanan termasuk orang-orang yang memprotes kudeta militer, di Yangon, Myanmar 18 Oktober 2021. [REUTERS/Stringer]
Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), sebuah kelompok nirlaba yang telah mendokumentasikan pembunuhan dan penangkapan sejak kudeta militer pada Februari, mengatakan kepada Reuters pada Selasa malam, ada sekitar 40 orang telah ditahan lagi setelah mereka dibebaskan.
"Mereka datang kepada saya hari ini dan mengatakan mereka akan membawa saya pulang, itu saja," Monywa Aung Shin, juru bicara partai Liga Nasional untuk Demokrasi pimpinan Aung San Suu Kyi, mengatakan kepada Democratic Voice of Burma Senin malam dalam perjalanan pulang dari penjara.
Monywa Aung Shin ditangkap pada 1 Februari dan telah menghabiskan delapan bulan di penjara.
Komedian Burma Zarganar, seorang kritikus terkenal pemerintah militer Myanmar masa lalu, juga dibebaskan Senin malam, menurut laporan media lokal dan unggahan media sosial oleh seorang teman dekat.
Foto dan video di media sosial menunjukkan para tahanan bersatu kembali dengan anggota keluarga yang menangis.
Gambar lain menunjukkan deretan bus meninggalkan pintu belakang penjara, dengan penumpang bersandar dari jendela dan melambai pada kerumunan yang berkumpul di luar.
Pelapor Khusus PBB untuk Myanmar, Tom Andrews, menyambut baik pembebasan itu tetapi mengatakan penangkapan kembali "keterlaluan".
"Junta membebaskan tahanan politik di Myanmar bukan karena perubahan hati, tetapi karena tekanan," katanya di Twitter.
Junta Myanmar telah membebaskan tahanan beberapa kali sejak kudeta militer, yang memicu gelombang protes yang dipadamkan secara represif oleh pasukan keamanan.
Myanmar berada dalam kekacauan sejak kudeta, yang mengakhiri satu dekade transisi demokrasi.
Pasukan keamanan Myanmar telah membunuh lebih dari 1.100 orang menurut aktivis dan PBB, dan menangkap lebih dari 9.000 orang termasuk Suu Kyi, tokoh politik sipil paling terkemuka di Myanmar, menurut AAPP. Sekitar 7.355 orang dari 9.000 yang ditangkap diperkirakan masih ditahan, menurut AAPP.
ASEAN memutuskan untuk tidak mengundang junta dan memilih mengundang perwakilan non-politik ke KTT 26-28 Oktober, karena junta Myanmar melanggar komitmen yang dibuat dengan ASEAN pada April lalu. Langkah ini adalah pukulan bagi para pemimpin junta Myanmar di balik kudeta militer yang menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi.
Baca juga: Junta Myanmar Bebaskan Tahanan Politik, Ingin Kompromi dengan ASEAN?
REUTERS | CNN