TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 17 misionaris Kristen dari Amerika Serikat dan keluarganya termasuk anak-anak, diculik oleh anggota geng di ibukota Haiti, Port-au-Prince pada Sabtu lalu. Menurut laporan New York Times dan CNN, penculikan terjadi setelah para misionaris meninggalkan panti asuhan di negara Karibia yang dilanda krisis.
The Washington Post melaporkan berdasarkan laporan dari Christian Aid Ministries, pria, wanita dan anak-anak dari misionaris AS itu ditahan oleh geng bersenjata. "Kedutaan Besar Amerika Serikat sedang mempertimbangkan apa yang bisa dilakukan," kata siaran audio Christian Aid Minitries itu.
Para korban termasuk 14 orang dewasa dan tiga anak di bawah umur, menurut CNN yang mengutip sumber rahasia di pasukan keamanan Haiti.
Saat peristiwa terjadi, mereka sedang melakukan perjalanan ke Titanyen setelah mengunjungi panti asuhan di daerah Croix des Bouquets. The Times mengutip pejabat setempat, mengatakan para misionaris dibawa dari bus menuju bandara sebelum melanjutkan ke tujuan lain di Haiti.
Departemen Luar Negeri AS telah mengetahui ihwal penculikan tersebut. "Kesejahteraan dan keselamatan warga AS di luar negeri adalah salah satu prioritas tertinggi Departemen Luar Negeri," menurut juru bicara Departemen Luar Negeri melalui email.
Baca Juga:
Kedutaan Besar Amerika Serikat di Haiti tidak menanggapi permintaan komentar di luar jam kerja. Seorang juru bicara polisi Haiti mengatakan sedang mencari informasi tentang masalah ini. Christian Aid Ministries juga tidak menanggapi permintaan untuk konfirmasi.
Kekerasan oleh geng bersenjata di Haiti melonjak pesat hingga menyebabkan ribuan orang mengungsi. Akibatnya perekonomian di negara termiskin di Amerika itu terhambat.
Kekerasan geng Haiti meningkat setelah pembunuhan Presiden Jovenel Moise pada Juli dan gempa bumi Agustus lalu. Gempa bumi menyebabkan lebih dari 2.000 orang tewas.
REUTERS