TEMPO.CO, Jakarta - Dengan tinggi 2 meter 15 sentimeter, Rumeysa Gelgi selalu menarik perhatian orang-orang sekitar.
Kini, perempuan Turki itu secara resmi diakui sebagai perempuan tertinggi di dunia. Gelgi ingin menggunakan rekor itu untuk mempromosikan perbedaan.
Gelgi, yang berusia 24 tahun, minggu ini dikukuhkan sebagai perempuan hidup tertinggi di dunia oleh Guinness World Records, dikutip dari Reuters, 17 Oktober 2021.
Ia lahir dengan Sindrom Weaver, penyakit genetik langka yang menyebabkan pertumbuhan cepat di antara kelainan lainnya.
"Menjadi berbeda tidak seburuk yang Anda pikirkan. Itu bisa membawa kesuksesan yang tak terduga," kata Gelgi kepada wartawan sambil dengan bangga berdiri dengan bantuan kerangka berjalannya.
Rumeysa Gelgi menunjukkan sertifikat rekor dunia yang ia raih, di rumahnya, di Safranbolu, Karabuk, Turki, 14 Oktober 2021. Wanita berusia 24 tahun itu kini memiliki tinggi 2,15 meter. REUTERS/Cagla Gurdogan
Ini adalah rekor dunia keduanya, setelah dikukuhkan sebagai remaja perempuan tertinggi yang masih hidup pada tahun 2014. Saat itu usianya 18 tahun.
Gelgi, yang biasanya bergantung pada kursi roda atau kerangka penopang untuk berjalan, mengatakan dia berharap menggunakan gelarnya untuk meningkatkan kesadaran tentang kelainan genetik langka seperti sindrom Weaver.
"Saya pribadi berpikir bahwa perbedaan dan fitur tubuh lain yang tampaknya seperti kekurangan, dapat menjadi kelebihan jika Anda menginginkannya dan berusaha untuk itu. Itulah yang saya lakukan," tutur Gelgi.
Pria tertinggi di dunia, Sultan Kosen yang diukur pada 2 meter 51 cm pada tahun 2018, juga dari Turki. Rumeysa Gelgi mengatakan dia berharap untuk bertemu dengannya secara langsung suatu hari nanti.
Baca juga: Rekor Orang Tertinggi Dunia: 2,47 Meter
REUTERS