TEMPO.CO, Jakarta - Pihak berwenang Taliban berjanji untuk meningkatkan keamanan di masjid-masjid Syiah saat ratusan orang berkumpul pada Sabtu untuk menguburkan para korban serangan bom bunuh diri kedua ISIS-K terhadap jemaah masjid dalam seminggu terakhir.
ISIS-K, kelompok Sunni Islam garis keras, mengklaim bertanggung jawab atas serangan terhadap masjid Fatima di Kandahar. Sekelompok pembom bunuh diri menembak ke dalam masjid sebelum meledakkan diri di antara para jamaah selama salat Jumat.
Kelompok teror ISIS-K mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh sayap media kelompok itu, Amaq, CNN melaporkan.
Amaq mengklaim bahwa dua anggota ISIS-K: Anas al-Khrasani dan Abu Ali Al-Blushi, masuk melalui gerbang keamanan masjid setelah membunuh para penjaga dan meledakkan diri di antara para jamaah.
CNN tidak dapat secara independen memverifikasi keaslian klaim ini.
Seorang pejabat kesehatan mengatakan jumlah korban dari serangan itu mencapai 41 orang tewas dan 70 lainnya luka-luka. Korban tewas kemungkinan bertambah karena sejumlah korban luka dalam kondisi kritis.
"Beberapa dari yang terluka berada dalam kondisi kritis dan kami berusaha untuk memindahkan mereka ke Kabul," katanya, dikutip dari Reuters, 17 Oktober 2021.
Orang-orang membawa korban setelah ledakan besar di sebuah masjid Syiah di Kandahar, Afghanistan, 15 Oktober 2021.[via REUTERS TV]
Pada hari Sabtu, kerumunan besar berkumpul untuk menguburkan para korban bom bunuh diri ISIS-K di kuburan massal di kota selatan Kandahar.
Kepala polisi Kandahar mengatakan unitnya akan ditugaskan untuk melindungi masjid-masjid Syiah yang selama ini dijaga oleh pasukan sukarelawan setempat dengan izin khusus untuk membawa senjata.
"Sayangnya mereka tidak dapat melindungi daerah ini dan di masa depan kami akan menugaskan penjaga keamanan khusus untuk melindungi masjid dan Madrasah," katanya dalam pernyataan yang diunggah di Twitter oleh juru bicara Taliban.
Serangan terhadap masjid Fatima, masjid Syiah terbesar di Kandahar, juga dikenal sebagai masjid Imam Bargah, terjadi seminggu setelah serangan serupa di sebuah masjid di kota utara Kunduz, yang menewaskan sebanyak 80 orang.
Serangan terhadap masjid-masjid Syiah dan sasaran-sasaran yang terkait dengan etnis minoritas Hazara, yang merupakan kelompok Syiah terbesar di Afghanistan, adalah insiden umum di bawah pemerintahan bekas dukungan Barat.
Namun banyak yang terkejut karena serangan terus berlanjut sejak Taliban merebut kekuasaan pada Agustus, karena Taliban menjamin perdamaian ke Afghanistan setelah beberapa dekade perang.
Sejak pengambilalihan itu, ISIS-K telah melakukan puluhan operasi, mulai dari serangan skala kecil terhadap target Taliban hingga operasi skala besar seperti bom bunuh diri hari Jumat, yang menewaskan sejumlah warga sipil.
Baca juga: Kepala Polisi Taliban Tewas Diserang Bom, 11 Lainnya Luka-luka
REUTERS | CNN