TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan pendukung mantan Presiden Georgia Mikheil Saakashvili, pada Kamis, 14 Oktober 2021, melakukan unjuk rasa di Kota Tbilisi. Mereka menuntut agar Saakashvili, yang saat ini di penjara, dibebaskan.
Pengacara Saakashvili sebelum unjuk rasa terjadi, menyerukan pada masyarakat Georgia untuk membantu menyelamatkan negara. Saakashvili dijebloskan ke penjara pada bulan ini persis setelah dia pulang dari pengasingan (eksil).
Mikheil Saakashvili, mantan Presiden Georgia. Sumber: Reuters
Mantan Presiden Saakashvili ditahan persisnya pada 1 Oktober 2021. Dia dikenai tuduhan penyalahgunaan kekuasaan dan berusaha menghilangkan barang bukti ketika dia masih menjabat sebagai Presiden. Saakashvili menyebut tuduhan terhadapnya bermuatan politik.
Pengacara Saakashvili membacakan pernyataan dari kliennya di atas panggung saat unjuk rasa terjadi di jantun kota Tbilisi. Disebutkan bahwa ini saatnya untuk menyelamatkan Georgia sehingga masyarakat diminta untuk bersatu.
“Kejahatan, penindasan, dan pengkhianatan pasti akan kalah,” demikian pernyataan Saakashvili, seperti dibacakan pengacaranya dalam unjuk rasa tersebut.
Banyak pengunjuk rasa yang turun ke jalan sambil membawa bendera Georgia, ada pula yang membawa bendera Uni Eropa dan Ukraina. Ukaina adalah tempat Saakashvili berlindung, sebelum memutuskan pulang ke negaranya.
Saakashvili menjabat sebagai Presiden Georgia sampai 2013. Dia dikenal sebagai tokoh yang memimpin Rovolusi Rose, yang mengakhiri kepemimpinan Presiden Eduard Shevardnadze. Misha Mshvildadze, seorang demonstran, mengatakan apa yang terjadi pada Saakashvili bukan keadilan, namun sebuah dendam politik.
Baca juga: Polisi Banting Mahasiswa, Kapolres Kota Tangerang: Brigadir NP Melanggar SOP
Sumber: Reuters