TEMPO.CO, Jakarta - Hakim Mahkamah Agung Amerika Serikat pada Rabu, 13 Oktober 2021, memperlihatkan sinyalemen untuk mengevaluasi vonis hukuman mati pada narapidana pelaku bom Boston Marathon, Dzhokhar Tsarnaev.
Serangan bom dalam acara lari Boston Marathon terjadi pada 2013, yang menewaskan tiga orang. Lebih dari 260 orang mengalami luka-luka.
Otoritas Kehakiman di Amerika Serikat saat ini sedang mempertimbangkan apakah Tsarnaev harus mendapatkan hukuman penjara seumur hidup atau hukuman mati.
Pertimbangan hukum ini mencuat setelah Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengutarakan rencana untuk menghilangkan hukuman mati di tingkat federal.
Salah satu korban selamat bom Boston Marathon Marc Fucarile berbicara pada media usai menyaksikan pra sidang pelaku pemboman Dzhokhar Tsarnaev di Pengadilan Federal di Boston, 18 Desember 2014. AP/Elise Amendola
Selama 17 tahun sebelum Trump mengawasi 13 eksekusi dalam enam bulan terakhir masa jabatannya, belum ada narapidana federal yang menjalani eksekusi hukuman mati.
Pengacara Tsarnaev, Ginger Anders, mengatakan hakim distrik George O'Toole, yang memimpin persidangan, secara tidak benar mengecualikan bukti yang berkaitan dengan pembunuhan berlapis di Waltham, Massachusetts terkait dengan kakak laki-laki Tsarnaev.
Anders berpendapat, kliennya memainkan peran sekunder dalam pemboman di acara Boston marathon. Sebaliknya, saudara Tsarnaev yang bernama Tamerlan, diyakini sebagai tokoh otoritas, yang punya keyakinan ekstrimis.
Tsarnaev sekarang berusia 28 tahun. Saat serangan bom Boston Marathon dia baru 19 tahun.
Hakim konservatif tampaknya bersedia untuk menunda putusan hakim O'Toole untuk mengecualikan bukti sebagian karena rincian yang tepat dari peran Tamerlan dalam pembunuhan itu belum ditetapkan.
Sedangkan hakim liberal Elena Kagan mengatakan pengacara Tsarnaev tampak putus asa untuk memperkenalkan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa klien mereka diperbudak saudaranya.
Tsarnaev bersaudara meledakkan dua bom kompor buatan sendiri di garis finish Boston Marathon pada 15 April 2013. Beberapa hari kemudian, atau saat mereka buron, mereka membunuh seorang aparat kepolisian.
Tamerlan tewas setelah baku tembak dengan polisi. Sedangkan Tsarnaev saat ini meringkuk di penjara.
Tsarnaev dikenai 30 dakwaan dan juri memutuskan bahwa dia pantas dieksekusi atas bom yang menewaskan tiga orang.
Baca juga: Boston Marathon 2020 Akhirnya Dibatalkan
Afifa Rizkia Amani | Reuters