TEMPO.CO, Jakarta - China menyatakan bahwa latihan militer yang digelar di dekat Taiwan adalah hal yang wajar di tengah ketegangan kedua negara. Sebaliknya, China menyebut tanggapan Taiwan terhadap kegiatan tersebut berlebihan.
Juru Bicara Kantor China untuk Urusan Taiwan, Ma Xiaoguang mengatakan penyebab ketegangan saat ini adalah karena ulah Taiwan sendiri. Partai Progresif Demokratik (DPP) yang merupakan partai berkuasa di Taiwan, telah bersekongkol dengan kekuatan asing. DPP dan pihak asing memprovokasi untuk kemerdekaan Taiwan.
Menurut Ma, latihan China ditujukan untuk mengatasi kegiatan separatisme. Selain itu, melindungi kedaulatan negara dan integritas teritorial serta perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan. "Itu hanya tindakan yang wajar," kata Ma.
"Otoritas DPP hanya melebih-lebihkan dengan menyebut (latihan militer) sebagai ancaman. Ini adalah membalikkan yang benar dan salah, serta tuduhan palsu," ujarnya.
Ma melanjutkan, jika DPP terus melakukan provokasi, maka Taiwan akan berada dalam situasi berbahaya. "Jika DPP dengan keras kepala terus melakukan hal-hal dengan cara yang salah, itu hanya akan mendorong Taiwan ke dalam situasi yang lebih berbahaya," ujarnya dalam konferensi pers di Beijing.
Ketegangan militer terjadi antara Taiwan dengan China. China mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya. Pekan lalu menteri pertahanan Taiwan menyebut situasi saat ini adalah yang terburuk dalam 40 tahun terakhir. Taiwan juga menyebut China akan melakukan invasi penuh pada 2025.
Sebelumnya China telah mengerahkan pesawat tempurnya mendekati zona identifikasi pertahanan udara Taiwan pada 1 Oktober lalu. Hak ini dinilai Taipei sebagai pelecehan militer oleh Beijing.
Baca: Taiwan Marah Besar Xi Jinping Janji Satukan China: Kami Negara Merdeka
REUTERS