TEMPO.CO, Jakarta - Uskup Agung Prancis menyatakan bahwa kerahasiaan pengakuan dosa tidak boleh diutamakan daripada undang-undang Prancis tentang pelecehan seksual terhadap anak-anak. Hal ini dikatakan setelah ia bertemu Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmanin, Selasa, 12 Oktober 2021.
Sebelumnya, Uskup Eric de Moulins-Beaufort bersikukuh bahwa pengakuan dosa tidak bisa diungkap. Hal ini menyangkut laporan terjadinya pelecehan seksual terhadap anak-anak oleh para pastur.
Eric de Moulins-Beaufort, uskup agung Reims dan kepala Konferensi Waligereja Prancis, mengatakan dalam sebuah wawancara radio pekan lalu bahwa aturan kerahasiaan akan mencegah seorang imam dari melaporkan kejahatan seks terhadap anak-anak yang terungkap selama pengakuan dosa di Gereja Katolik.
Di bawah hukum Prancis, siapa pun yang mengetahui kejahatan seks terhadap anak di bawah umur wajib melaporkannya kepada pihak berwenang dan menghadapi risiko denda berat dan penjara jika tidak melakukannya.
Setelah bertemu Darmanin pada hari Selasa, de Moulins-Beaufort mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa ritus pengakuan harus sesuai dengan kebutuhan untuk melindungi anak-anak.|
Dia juga meminta maaf kepada pihak yang tersinggung dengan apa yang dia katakan selama wawancara minggu lalu, demikian dilaporkan Reuters.
Dalam agama Katolik, pengakuan dosa adalah ritus di mana umat mengakui dosa-dosa mereka kepada seorang imam dan meminta pengampunan dari Tuhan. Biasanya dilakukan secara anonim di bilik pengakuan dosa, di belakang layar, sehingga imam dapat mendengar tetapi tidak melihat pelaku.
Darmanin juga mengatakan kepada anggota parlemen pada hari Selasa bahwa dia telah menegaskan kembali keutamaan hukum Prancis selama pertemuannya dengan de Moulins-Beaufort.
Dia mengatakan kerahasiaan pengakuan dosa di gereja Katolik tidak dapat digunakan sebagai pembenaran untuk tidak mencela kejahatan seksual terhadap anak-anak.
Gereja Katolik Prancis diperkirakan memiliki 3.000 pedofil dalam jajarannya selama 70 tahun terakhir, kata kepala komisi independen yang menyelidiki skandal pelecehan seksual itu dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada 3 Oktober 2021.
Skandal di Gereja Prancis adalah yang terbaru melanda Gereja Katolik Roma, yang telah diguncang oleh pelanggaran pelecehan seksual di seluruh dunia, yang sering melibatkan anak-anak, selama 20 tahun terakhir-