TEMPO.CO, Jakarta - Kanselir konservatif Austria Sebastian Kurz mengundurkan diri pada Sabtu karena tersandung skandal korupsi. Kurz sebelumnya menyangkal terlibat kasus korupsi.
Pengunduran diri Kurz dilakukan tiga hari sebelum partai koalisi melayangkan mosi tidak percaya yang akan memaksanya mundur. Keputusan Kurz membuat partai koalisi Partai Hijau puas.
Namun di saat yang sama, pengunduran diri Sebastian Kurz akan mempengaruhi kebijakan partai. Dia berencana tetap sebagai pemimpin partai dan menjadi anggota parlemen tertinggi di parlemen. Kurz juga kemungkinan akan berada di partai koalisi.
"Oleh karena itu saya ingin memberi jalan untuk mengakhiri kebuntuan, untuk mencegah kekacauan dan untuk memastikan stabilitas," kata Kurz dalam sebuah pernyataan kepada media.
Menteri Luar Negeri Alexander Schallenberg diusulkan mengambil alih jabatan Sebastian Kurz sebagai kanselir. Schallenberg adalah seorang diplomat karir yang didukung oleh partai Kurz. Partai Hijau menyatakan menerima usulan tersebut.
"Saya percaya ini adalah langkah yang tepat untuk pekerjaan pemerintah di masa depan," kata pemimpin Partai Hijau dan Wakil Rektor Werner Kogler dalam sebuah pernyataan. Dia menambahkan hubungan kerja dengan Schallenberg selama ini sangat konstruktif.
Sebelum tersandung skandal korupsi, Sebastian Kurz adalah bintang di kalangan konservatif Austria yang dikenal karena garis kerasnya terhadap imigran. Ia yang baru berumur 35 tahun, menjadi salah satu pemimpin termuda di Eropa.
Pada 2017, dia membentuk koalisi dengan Partai Kebebasan sayap kanan yang runtuh dalam skandal pada 2019. Dia dipecat dari parlemen namun menang di pemilihan umum.
Baca: Warga Austria Jadikan Jenazah Ibunya Mumi untuk Dapat Jaminan Sosial
REUTERS