TEMPO.CO, Jakarta - Tiga perempuan Denmark pada Kamis, 7 Oktober 2021, di dakwa telah membantu aktivitas teroris, melakukan perjalanan ilegal dan tinggal di zona-zona konflik. Tiga perempuan itu sudah dievakuasi dari kamp-kamp penahanan di Suriah bersama 14 anak-anak mereka.
Sebelumnya pada Mei 2021 lalu, otoritas Denmark memutuskan untuk mengevakuasi tiga perempuan yang ditahan di perairan timur Suriah karena tersangkut dengan jaringan Islamic State (ISIS). Evakuasi ini juga menyusul adanya tekanan politik dan ancaman mosi tidak percaya dari parlemen Denmark.
Beberapa istri milisi ISIS menumpang mobil bak terbuka dengan membawa paket bantuan di kamp pengungsian al-Hol , Hasaka, Suriah, 1 April 2019. Sebagian besar perempuan dan anak yang tinggal di kamp ini telah kehilangan suami dan ayah mereka yang merupakan anggota kelompok militan ISIS yang tewas dalam pertempuran. REUTERS/Ali Hashisho
Tiga perempuan Denmark itu dan anak-anak mereka, dievakuasi dari kamp al-Roj, Suriah. Proses ini dibantu oleh Amerika Serikat dan Jerman. Saat yang sama, Jerman juga mengevakuasi 8 perempuan warga negara Jerman dan 23 anak-anak mereka dari beberapa kamp.
“Setelah tiba di Denmark, perempuan-perempuan itu ditahan dan dikenai dakwaan. Sebuah investigasi dan proses hukum sedang menanti mereka,” kata Tenna Wilbert, penyidik dari Kepolisian Denmark.
Ketiga perempuan yang identitasnya tidak dipublikasi tersebut, sudah dimintai keterangan oleh hakim. Jaksa penuntut berpandangan mereka harus tetap ditahan. Ketiga perempuan tersebut terkonfirmasi warga negara Denmark.
Dalam kasus terpisah, Denmark juga menawarkan untuk mengevakuasi lima anak dari beberapa kamp, namun tanpa ibu mereka. Pasalnya kewarganegaraan Denmark orang tua mereka sudah dicabut atas dugaan punya jaringan dengan kelompok-kelompok militan, seperti ISIS. Evakuasi seperti ini, harus mendapat persetujuan dari ibu anak-anak tersebut, yang sejauh ini belum mengizinkannya.
“Mungkin penting mengevakuasi lebih banyak anak-anak dari Suriah, namun tidak dengan orang tua mereka,” kata Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen, Kamis, 7 Oktober 2021.
Baca juga: Ini Alasan Mengapa Nyamuk Tertarik Menggigit Anak-anak dan Orang Berdarah O
Sumber: Reuters