TEMPO.CO, Jakarta - Nama-nama sejumlah pemimpin dunia, miliarder, pejabat hingga selebritas tercantum dalam Pandora Papers. Dokumen ini menampilkan aset rahasia, kesepakatan binis hingga kekayaan tersembunyi. Pandora Papers menampilkan pula data wali kota, narapidana, megabintang sepak bola, hingga pesohor yang ditengarai mendirikan perusahaan cangkang di negeri bebas pajak.
Usai namanya masuk dalam daftar Pandora Papers, para tokoh ramai-ramai angkat suara. Perdana Menteri Ceko, Raja Yordania dan konglomerat India menyangkal telah melakukan kecurangan.
India mengatakan akan menyelidiki kasus yang terkait dengan data di Pandora Papers. Menteri Keuangan Pakistan Shaukat Tarin juga menyatakan akan menyelidiki nama pejabat yang disebutkan dalam dokumen tersebut, termasuk dirinya sendiri.
Bantahan juga disebutkan oleh pemerintah Rusia. Istri Presiden Vladimir Putin disebutkan dalam Pandora Papers, telah menggunakan dana untuk membli flat di Monako. Namun Kremlin menyatakan tak ada bukti bahwa Putin menyembunyikan kekayaannya di luar negeri.
Pandora Papers mengungkap 11,9 juta catatan tentang penyembunyian uang oleh orang kaya dengan cara yang tidak dapat dideteksi oleh lembaga penegak hukum. Ini adalah proyek kerja sama Konsorsium Jurnalis Investigasi Internasional (ICIJ), jaringan wartawan dan organisasi media yang berbasis di Washington. Tempo adalah satu-satunya media dari Asia Tenggara yang terlibat proyek ini.
Dalam dokumen itu salah satunya disebutkan bahwa Raja Yordania, Abdullah telah membeli rumah mewah di Inggris dan Amerika Serikat dengan nilai lebih dari US$ 100 juta.
Dalam pertemuan dengan para pemimpin suku di Yordania, Raja Abdullah menyatakan pembelian properti itu didanai dari rekening pribadinya. "Tak satu pun pengeluaran didanai oleh anggaran atau kas negara. Tidak ada yang harus saya sembunyikan dari siapa pun dan ini bukan pertama kalinya Yordania menjadi target," kata Raja Abdullah dalam pertemuan itu.
Baca: Nama Airlangga di Pandora Papers, Sekjen Golkar Sebut Sumbernya Belum Jelas
REUTERS