Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ratusan Pengungsi Afghanistan Pergi dari Pangkalan Militer AS Sebelum Relokasi

Reporter

image-gnews
Seorang pengungsi Afghanistan berdiri di luar perumahan sementara di pangkalan Angkatan Darat AS Fort McCoy, di Wisconsin, AS, 30 September 2021. [Barbara Davidson/Pool via REUTERS]
Seorang pengungsi Afghanistan berdiri di luar perumahan sementara di pangkalan Angkatan Darat AS Fort McCoy, di Wisconsin, AS, 30 September 2021. [Barbara Davidson/Pool via REUTERS]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan pengungsi Afghanistan yang ditampung sementara di pangkalan militer Amerika Serikat pergi begitu saja sebelum menerima penempatan kembali, kata dua sumber yang mengetahui data tersebut.

Jumlah kepergian mereka mencapai 700 dan bisa lebih tinggi. Namun fenomena tersebut meningkatkan kekhawatiran di antara para pendukung imigrasi yang khawatir tentang risiko bagi warga Afghanistan yang kabur sebelum proses pemukiman kembali selesai.

Setelah kekacauan evakuasi AS dari Afghanistan pada Agustus kemarin, banyak pengungsi dibawa ke Amerika Serikat di bawah status sementara "pembebasan bersyarat kemanusiaan". Setelah dipindahkan ke pangkalan militer AS, kelompok pemukiman kembali pengungsi dan pejabat AS telah mencoba menghubungkan orang-orang dengan layanan untuk transisi yang mulus ke Amerika Serikat.

Dilaporkan Reuters, 3 Oktober 2021, juru bicara Departemen Keamanan Dalam Negeri AS (DHS) menolak mengomentari angka yang diberikan kepada Reuters oleh sumber, tetapi mengatakan orang-orang yang telah meninggalkan pangkalan umumnya memiliki hubungan dengan Amerika Serikat, seperti anggota keluarga dari teman, dan memiliki sumber daya untuk mendukung diri mereka sendiri.

Juru bicara tersebut mengatakan selain itu, pada awal operasi banyak dari mereka yang dievakuasi adalah warga negara AS, penduduk tetap atau telah menyetujui Visa Imigran Khusus sehingga dapat berangkat dengan cepat.

Tetapi pergi lebih awal dapat merugikan pengungsi Afghanistan lainnya, seperti izin kerja yang dipercepat, dan menciptakan banyak masalah hukum, mengingat kompleksitas sistem imigrasi AS.

"Ini kaleng cacing raksasa," kata seorang pejabat Layanan Kewarganegaraan dan Imigrasi AS, yang berbicara tanpa menyebut nama.

"Ini dapat menyebabkan masalah status imigrasi yang mengerikan selama bertahun-tahun."

Manfaat yang diterima para pengungsi sejauh ini lebih terbatas daripada yang ditawarkan kepada pengungsi. Tapi itu tampaknya akan berubah menyusul undang-undang yang disahkan pada hari Kamis oleh Kongres, meskipun ada tentangan dari Partai Republik, yang akan memberi pengungsi Afghanistan bantuan yang lebih luas yang biasanya diberikan kepada para pengungsi umumnya.

"Kita harus melakukan segala daya kita untuk membantu sekutu Afghanistan kita memulai awal yang kuat di rumah baru mereka," kata Senator Demokrat Jeff Merkley.

Undang-undang baru mengatakan permohonan suaka Afghanistan harus dipercepat. Tetapi mereka yang meninggalkan pangkalan AS lebih awal mungkin tidak mendapatkan semua orientasi hukum yang mereka butuhkan untuk memulai aplikasi mereka.

Polisi Militer AS berjalan melewati pengungsi Afghanistan di desa di pangkalan Angkatan Darat AS Fort McCoy, di Wisconsin, AS, 30 September 2021. [Barbara Davidson/Pool via REUTERS]

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pakar imigrasi mengatakan warga Afghanistan yang meninggalkan pangkalan tidak melanggar hukum AS, dan pejabat militer tidak memiliki wewenang hukum untuk menahan mereka apabila ingin pergi sukarela dari delapan lokasi yang menampung 53.000 warga Afghanistan yang melarikan diri dari Taliban dengan penerbangan evakuasi AS.

Skala keberangkatan independen bervariasi dari pangkalan ke pangkalan, menurut sumber, di mana lebih dari 300 saja di Fort Bliss di Texas, angka yang mungkin mengkhawatirkan baik pendukung dan kritikus operasi pemukiman kembali besar-besaran AS.

Namun, para pejabat AS menekankan semua warga Afghanistan yang meninggalkan pangkalan AS telah menjalani pemeriksaan keamanan sebelum tiba di Amerika Serikat. Risiko keberangkatan independen adalah untuk Afghanistan sendiri.

Reuters melihat sebuah dokumen berjudul "Informasi Departee", yang dimaksudkan untuk memperingatkan warga Afghanistan mempertimbangkan untuk pergi sebelum menyelesaikan pemukiman kembali mereka. Dokumen ini mengingatkan mereka bahwa, di pangkalan, mereka dapat memproses dokumen imigrasi mereka dan bahkan uang tunai untuk membantu membayar perjalanan ke tujuan mereka di Amerika Serikat.

"Begitu Anda meninggalkan pangkalan ini, Anda kehilangan keuntungan ini dan mungkin tidak kembali," kata dokumen itu.

Margaret Stock, seorang pengacara imigrasi dengan keahlian dalam kasus-kasus yang berkaitan dengan militer, mengatakan peringatan itu tidak bermaksud buruk.

"Saya pikir mereka mencoba untuk mengawasi orang-orang," katanya.

"Orang-orang yang mengelola pangkalan itu benar-benar khawatir bahwa seseorang mungkin tidak sepenuhnya menyadari konsekuensi apabila meninggalkan pangkalan."

Pengungsi Afghanistan yang meninggalkan pangkalan militer AS dapat menjadi masalah sensitif di beberapa bagian negara, terutama mengingat liputan media tentang insiden keamanan di Fort McCoy, di Wisconsin, dan Fort Bliss.

Baca juga: Cerita Murid Perempuan Menunggu Janji Taliban Membuka Kembali Sekolah

REUTERS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ragam Respons Atas Resolusi DK PBB Agar Gencatan Senjata di Gaza Selama Ramadan

5 jam lalu

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) akhirnya menyetujui resolusi gencatan senjata segera antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas.
Ragam Respons Atas Resolusi DK PBB Agar Gencatan Senjata di Gaza Selama Ramadan

Resolusi DK PBB ini disahkan dengan skor 14-0 usai Amerika Serikat abstain, tidak menggunakan hak vetonya.


WNI Disebut Jadi Kapten Kapal Penabrak Jembatan Baltimore, Ini Penjelasan Kemlu

15 jam lalu

Pemandangan udara dari kapal kargo Dali yang menabrak Jembatan Francis Scott Key, menyebabkannya runtuh di Baltimore, Maryland, AS, 26 Maret 2024. Maryland National Guard/Handout via REUTERS
WNI Disebut Jadi Kapten Kapal Penabrak Jembatan Baltimore, Ini Penjelasan Kemlu

Kementerian Luar Negeri menjelaskan ihwal WNI yang disebut menjadi kapten kapal yang menabrak jembatan di Baltimore, Amerika Serikat.


Survei: Mayoritas Warga Amerika Serikat Kini Menentang Serangan Israel ke Gaza

20 jam lalu

Puluhan demonstran pro-Palestina mengangkat telapak tangan mereka saat rapat Kongres Amerika Serikat di Capitol Hill, Washington, AS, 31 Oktober 2023. Puluhan demonstran pro-Palestina menyerbu rapat Kongres Amerika Serikat yang tengah membahas bantuan dana untuk Israel yang masih berperang dengan Hamas. REUTERS/Kevin Lamarque
Survei: Mayoritas Warga Amerika Serikat Kini Menentang Serangan Israel ke Gaza

55% warga Amerika Serikat tidak menyetujui respons militer Israel ke Gaza, menurut jajak pendapat terbaru Gallup


Top 3 Dunia: Jepang Krisis Tenaga Kerja Hingga Profil Cawapres AS Nicole Shanahan

22 jam lalu

Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masaki Yasushi dalam acara jumpa wartawan di kantor Kedutaan Besar Jepang, Jakarta Pusat pada Senin, 25 Maret 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Top 3 Dunia: Jepang Krisis Tenaga Kerja Hingga Profil Cawapres AS Nicole Shanahan

Berita Top 3 Dunia pada Rabu 27 Maret 2024 diawali oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia mengungkap alasan negaranya membuka banyak loker bagi WNI


Fun Run Ramadan Meriahkan 75 Tahun Hubungan Diplomatik Amerika Serikat dan Indonesia

23 jam lalu

@america pada 23 Maret 2024, untuk pertama kalinya mengadakan kegiatan
Fun Run Ramadan Meriahkan 75 Tahun Hubungan Diplomatik Amerika Serikat dan Indonesia

@america menggelar acara fun run yang diselenggarakan menjelang buka puasa dalam rangka 75 tahun hubungan diplomatik Amerika dan Indonesia


USAID Bantu Berikan Terapi Pencegahan TBC di Indonesia

1 hari lalu

Warga saat melakukan pemeriksaan Rontgen Thorax saat skrining tuberkulosis di Gelanggang Olahraga Otista, Jakarta, Kamis, 9 Februari 2023. Untuk mengurangi penularan Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru, Dinas Kesehatan DKI Jakarta melalui Puskesmas Kecamatan Jatinegara melangsungkan kegiatan skrining tuberkulosis kepada 65 orang yang meliputi Pemeriksaan Rontgen Thorax, TCM (Test Cepat Molekuler) atau Pemeriksaan Dahak, serta TST (Tuberkulin Skin Test) atau Test Mantoux. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
USAID Bantu Berikan Terapi Pencegahan TBC di Indonesia

USAID memberikan terapi pencegahan tuberkulosis (TPT) kepada 145.070 orang di Indonesia, untuk mempercepat akses pengobatan preventif melawan TBC


BKPM Sebut Perusahaan AS Tertarik Pakai Perut Bumi Indonesia untuk Carbon Capture and Storage

1 hari lalu

Teknologi Carbon Capture and Storage. ftmm.unair.ac.id
BKPM Sebut Perusahaan AS Tertarik Pakai Perut Bumi Indonesia untuk Carbon Capture and Storage

Perusahaan minyak dan gas dari Singapura dan Amerika sudah tertarik berinvestasi ke carbon capture and storage (CSS) di Indonesia.


Simak Daftar Grammy Awards yang Diraih Mariah Carey dalam 4 Dekade

1 hari lalu

Mariah Carey. Instagram.com/@mariahcarey
Simak Daftar Grammy Awards yang Diraih Mariah Carey dalam 4 Dekade

Mariah Carey disebut sebagai Songbird Supreme oleh Guinness World Records, ia terkenal dengan jangkauan vokalnya cukup tinggi, mencapai lima oktaf.


Iran Bebaskan Semua Awak Kapal Tanker Minyak asal Filipina yang Disita di Teluk Oman

1 hari lalu

Teluk Oman telah melihat serangan drone lapis baja sebelumnya - pada tahun 2021 serangan Iran yang diduga menghantam kapal tanker Mercer Street. REUTERS
Iran Bebaskan Semua Awak Kapal Tanker Minyak asal Filipina yang Disita di Teluk Oman

Filipina mengatakan pada Rabu 27 Maret 2024 bahwa Iran telah membebaskan 18 awak kapal tanker minyak warga Filipina yang disita di Teluk Oman


Singapura Kirim Tim Bantu Investigasi Jembatan Ambruk di Baltimore

1 hari lalu

Pemandangan udara dari kapal kargo Dali yang menabrak Jembatan Francis Scott Key, menyebabkannya runtuh di Baltimore, Maryland, AS, 26 Maret 2024. Maryland National Guard/Handout via REUTERS
Singapura Kirim Tim Bantu Investigasi Jembatan Ambruk di Baltimore

Biro Investigasi Keselamatan Transportasi Singapura mengirimkan tim penyelidik untuk membantu penyelidikan jembatan ambruk di Baltimore, AS