TEMPO.CO, Jakarta - Inggris mengerahkan tentara untuk mengemudikan tanker bahan bakar ke pompa bensin yang kosong. Inggris sedang menghadapi krisis bahan bakar minyak. Antrean pengendara mobil mengular di sejumlah pompa bensin.
"
Krisis bahan bakar memicu kepanikan sehingga warga pun berbondong-bonding menyerbu pompa bensin. Padahal stok BBM menipis karena kekurangan pengemudi tanker untuk mengangkut bensin dan solar dari kilang ke stasiun pengisian bahan bakar.
Pihak oposisi menyalahkan krisis BBM. Pemerintah dianggap tak mampu menangani situasi. Brexit dinilai menyebabkan perusahaan kesulitan mempekerjakan pengemudi truk di Inggris. Krisis tenaga kerja itu juga merupakan akibat tak terduga dari pandemi Covid-19.
Menteri Bisnis Kwasi Kwarteng mengatakan 150 tentara akan mengemudikan tanker dalam beberapa hari in. Sedangkan pengemudi sipil akan memulai pengiriman pada Rabu menggunakan 80 kendaraan cadangan pemerintah.
"Beberapa hari terakhir adalah masa yang sulit, kami melihat antrean besar. Namun situasinya stabil," kata Kwarteng dikutip dari Reuters.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson meredakan kekhawatiran dengan mengatakan persediaan kembali normal. Ia juga mendesak warga Inggris tak panik dan memborong bahan bakar.
Antrean panjang BBM sudah dimulai sejak dini hari. Sejumlah pompa bensin memasang pengumuman bahwa stok bahan bakar tak tersedia.
Kemacetan panjang membuat perkelahian di antara pengemudi pecah. Dokter, perawat dan pekerja di sektor esensial minta diberi akses prioritas ke bahan bakar minyak. Menurut Asosiasi Pengecer Bensin (PRA), sekitar 27 persen pompa bensin kehabisan bahan bakar.
Baca: Krisis BBM di Inggris Berlanjut, PM Johnson: Situasi Membaik
REUTERS