Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Laporan Rahasia: Bank Sentral Afghanistan Kehabisan Dolar sebelum Taliban Menang

Reporter

Editor

Yudono Yanuar

image-gnews
Seorang pedagang penukaran uang Afghanistan menunggu pelanggan di pasar pertukaran uang, menyusul pembukaan kembali bank dan pasar setelah Taliban mengambil alih di Kabul, Afghanistan, 4 September 2021. REUTERS/Stringer
Seorang pedagang penukaran uang Afghanistan menunggu pelanggan di pasar pertukaran uang, menyusul pembukaan kembali bank dan pasar setelah Taliban mengambil alih di Kabul, Afghanistan, 4 September 2021. REUTERS/Stringer
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah dokumen rahasia mengungkapkan, Bank sentral Afghanistan telah kehabisan sebagian besar cadangan uang dolar AS beberapa minggu sebelum Taliban berkuasa.

Dokumen, yang dilihat Reuters itu, disiapkan untuk donor internasional Afghanistan.

Laporan singkat dua halaman rahasia, yang ditulis awal bulan ini oleh pejabat senior ekonomi internasional untuk lembaga-lembaga termasuk Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional, mengatakan kekurangan uang tunai yang parah di negara itu dimulai sebelum Taliban menguasai Kabul.

Laporan ini menyorot bagaimana kepemimpinan bank sentral menangani krisis di bulan-bulan sebelum penaklukan Taliban, termasuk keputusan melelang sejumlah besar dolar AS dan memindahkan uang dari Kabul ke cabang-cabang bank sentra di provinsi.

"Cadangan FX (valas) di brankas CB (bank sentral) di Kabul telah habis, CB tidak dapat memenuhi permintaan uang tunai," kata laporan itu, seperti dikutip Reuters, Kamis, 30 September 2021.

"Sumber masalah terbesar adalah salah urus di bank sentral sebelum pengambilalihan Taliban," tulis laporan itu.

Shah Mehrabi, ketua komite audit bank sentral yang membantu mengawasi bank sebelum Taliban mengambil alih dan masih dalam jabatannya, membela tindakan bank sentral, dengan mengatakan pihaknya berusaha untuk mencegah larinya mata uang lokal Afghanistan.

Tingkat kekurangan uang tunai dapat dilihat di jalan-jalan kota-kota Afghanistan. Banyak orang mengantri berjam-jam untuk menarik uang mereka di tengah pembatasan pencairan uang.

Sebelum pemerintah yang didukung Barat runtuh, ekonomi Afghanistan sedang sulit. Kondisi ini makin parah setelah Taliban berkuasa, karena tiba-tiba berakhirnya kucuran miliaran dolar bantuan asing.

Harga bahan pokok seperti tepung telah melonjak sementara lapangan pekerjaan turun, membuat jutaan orang menghadapi kelaparan saat musim dingin mendekat.

Krisis mata uang mempersulit Taliban memenuhi kebutuhan dasar, termasuk membayar gaji pegawai pemerintah. Cadangan Afghanistan sekitar 9 miliar dolar AS dibekukan segera setelah Taliban merebut Kabul, meninggalkan bank sentral hanya dengan uang tunai di brankasnya.

Menurut laporan itu, bank sentral melelang  1,5 miliar dolar AS antara 1 Juni dan 15 Agustus kepada diler valuta asing lokal, yang dikatakan "sangat tinggi".

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Pada 15 Agustus, Bank Sentral memiliki kewajiban yang luar biasa sebesar 700 juta dolar AS dan 50 miliar Afghan ($569 juta) terhadap bank-bank komersial," kata laporan itu

Pejabat bank sentral Afghanistan Mehrabi mengatakan, bagaimanapun, bahwa meskipun hampir $1,5 miliar lelang telah diumumkan, jumlah sebenarnya yang terjual adalah $714 juta.

Dia mengatakan bank sentral telah "melanjutkan lelang valuta asing untuk mengurangi depresiasi dan inflasi."

Laporan itu juga mempertanyakan keputusan bank sentral untuk mengalihkan sebagian dari cadangannya ke cabang provinsi, menempatkannya dalam risiko karena gerilyawan Taliban membuat kemajuan di seluruh negeri mulai akhir 2020 menjelang kemenangan mereka.

Dikatakan sekitar $ 202 juta disimpan di cabang-cabang ini pada akhir tahun 2020, dibandingkan dengan $ 12,9 juta pada tahun 2019, dan bahwa uang tunai tidak dipindahkan karena provinsi mulai jatuh ke tangan pemberontak.

"Sejumlah uang dilaporkan hilang (dicuri) dari 'beberapa' cabang provinsi," kata laporan itu, tanpa menyebutkan berapa jumlahnya.

Mehrabi mengatakan bank sentral sedang menyelidiki uang yang "dicuri" dari tiga cabangnya, meskipun bukan oleh Taliban. Dia tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Mantan gubernur bank sentral Ajmal Ahmady, yang meninggalkan negara itu sehari setelah Kabul jatuh, tidak menanggapi email dan pesan lain yang meminta komentar atas tindakannya dan bank tersebut pada bulan-bulan sebelum Taliban kembali berkuasa.

Ahmady mengatakan di Twitter dalam beberapa pekan terakhir bahwa dia melakukan yang terbaik untuk mengelola situasi, dan menyalahkan kekurangan uang tunai pada pembekuan aset bank sentral di luar negeri.

Dalam pernyataannya, dia juga mengatakan bank sentral Afghanistan telah mengelola ekonomi dengan baik sebelum jatuhnya Kabul dan bahwa dia merasa tidak enak meninggalkan stafnya tetapi mengkhawatirkan keselamatannya. Dia mengatakan tidak ada uang yang dicuri dari rekening cadangan mana pun.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

9 jam lalu

Ilustrasi mata uang Rupiah. Brent Lewin/Bloomberg via Getty Images
Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.


Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

9 jam lalu

Karyawan tengah menghitung uang pecahan 100 ribu rupiah di penukaran valuta asing di Jakarta, Rabu, 28 Februari 2024. Rupiah ditutup melemah mendekati level Rp16.000 hari ini. TEMPO/Tony Hartawan
Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.


Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

1 hari lalu

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di gedung BI, Jakarta, Kamis, 19 Oktober 2023.  Suku bunga Deposit Facility juga naik menjadi 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility menjadi 6,75 persen. Tempo/Tony Hartawan
Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo membeberkan asumsi arah penurunan suku bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate (FFR).


Nilai Tukar Rupiah Melemah, Ini Industri yang Untung dan Buntung

3 hari lalu

Aktivitas bongkar muat gandum dari Australia di dermaga Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa 20 Desember 2022. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sepanjang Januari-November 2022, Indonesia telah mengimpor sebanyak 8,43 juta ton gandum. Tempo/Tony Hartawan
Nilai Tukar Rupiah Melemah, Ini Industri yang Untung dan Buntung

Industri tekstil, pakan ternak, pupuk, hingga gandum yang kerap mengandalkan bahan baku impor menangis di tengah pelemahan nilai tukar rupiah.


Terpopuler Bisnis: Jalan Tol Palembang - Betung Ditarget Rampung 2025, Rupiah Makin Keok

5 hari lalu

Pergerakan Rupiah terhadap Dolar AS 6-15 April 2024. (Google.com)
Terpopuler Bisnis: Jalan Tol Palembang - Betung Ditarget Rampung 2025, Rupiah Makin Keok

Kementerian PUPR menargetkan Jalan Tol Palembang - Betung selesai pada 2025. Untuk itu butuh tambahan tim percepatan.


Rupiah Melemah, Bank Mandiri Optimistis Likuiditas Rupiah dan Valas Tetap Terjaga

6 hari lalu

Rupiah Melemah, Bank Mandiri Optimistis Likuiditas Rupiah dan Valas Tetap Terjaga

Bank Mandiri memastikan kondisi likuiditasnya saat ini masih solid, meskipun terjadi fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.


Terkini Bisnis: Erick Thohir Minta BUMN Beli Dolar Secara Optimal, Rupiah Loyo Jadi Rp 16.260 per USD

6 hari lalu

Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan kata sambutan saat peresmian Indonesia Incorporated di Far East Finance Center, Hong Kong, Jumat 30 Juni 2023. Indonesia Incorporated berisikan gabungan dari berbagai BUMN yang berbisnis di Hong Kong dan berfungsi sebagai Business Center dan Business Hub untuk negara-negara di Asia Utara. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Terkini Bisnis: Erick Thohir Minta BUMN Beli Dolar Secara Optimal, Rupiah Loyo Jadi Rp 16.260 per USD

Erick Thohir mengarahkan agar BUMN membeli dolar secara optimal dan sesuai kebutuhan di tengah memanasnya geopolitik dan penguatan dolar.


Erick Thohir Arahkan BUMN Beli Dolar Secara Optimal dan Sesuai Kebutuhan

6 hari lalu

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir saat ditemui di sela-sela acara ACE Youth Summit 2023 di TMII, Jakarta Timur pada Sabtu, 28 Oktober 2023. TEMPO/Amelia Rahima Sari
Erick Thohir Arahkan BUMN Beli Dolar Secara Optimal dan Sesuai Kebutuhan

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut kenaikan harga energi global berdampak pada porsi utang luar negeri (dalam dolar AS) BUMN.


Rupiah Loyo dalam Penutupan Perdagangan Akhir Pekan, Rp 16.260 per USD

6 hari lalu

Karyawan menunjukkan uang pecahan 100 dolar Amerika di penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa 16 April 2024, Nilai tukar rupiah tercatat melemah hingga menembus level Rp16.200 per dolar Amerika Serikat (AS) setelah libur Lebaran 2024. Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia (BI) Edi Susianto menyampaikan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terjadi seiring dengan adanya sejumlah perkembangan global saat libur Lebaran. TEMPO/Tony Hartawan
Rupiah Loyo dalam Penutupan Perdagangan Akhir Pekan, Rp 16.260 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 81 poin ke level Rp 16.260 per dolar AS dalam penutupan perdagangan hari ini.


Staf Khusus Menteri BUMN Bantah Erick Thohir Minta Borong Dolar, Ini Siaran Pers Lengkapnya

6 hari lalu

Ketua Umum PSSI Erick Thohir saat ditemui di Menara Danareksa, Jakarta Pusat, Jumat, 19 April 2024. TEMPO/Randy
Staf Khusus Menteri BUMN Bantah Erick Thohir Minta Borong Dolar, Ini Siaran Pers Lengkapnya

Staf Khusus Menteri BUMN membantah Erick Thohir memerintahkan perusahaan pelat merah memborong dolar AS sebagai upaya mengantisipasi dampak geopolitik