TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Komunikasi Federal Amerika Serikat (FCC) pada Senin mengatakan akan membuka program ganti rugi senilai US$1,9 miliar (Rp27 triliun) kepada operator telekomunikasi AS yang mengganti peralatan perusahaan Cina yang dianggap sebagai ancaman keamanan nasional seperti Huawei dan ZTE.
Program ganti rugi ini, yang diselesaikan pada bulan Juli, akan dibuka pada 29 Oktober untuk aplikasi hingga 14 Januari 2022.
Tahun lalu, FCC menetapkan Huawei dan ZTE sebagai ancaman keamanan nasional terhadap jaringan komunikasi, sebuah deklarasi yang melarang perusahaan AS memanfaatkan dana pemerintah senilai US$8,3 miliar (Rp118,3 triliun) untuk membeli peralatan dari perusahaan tersebut, menurut Reuters, 28 September 2021.
FCC pada bulan Desember mengadopsi aturan yang mengharuskan operator dengan peralatan ZTE atau Huawei untuk mengganti peralatan itu.
Namun aturan ini menjadi masalah besar bagi operator telekomunikasi di pedesaan AS, karena mereka mesti mengeluarkan biaya tinggi dan kesulitan menemukan pekerja untuk melepas dan mengganti peralatan dari perusahaan telekomunikasi Cina.
Baca Juga:
Perintah terakhir FCC memperluas perusahaan yang memenuhi syarat untuk penggantian, dari operator telekomunikasi yang memiliki 2 juta atau lebih sedikit pelanggan menjadi operator yang memiliki 10 juta atau lebih sedikit pelanggan.
FCC pada September 2020 memperkirakan akan menelan biaya US$1,837 miliar (Rp26,6 triliun) untuk mengganti peralatan Huawei dan ZTE dari jaringan telekomunikasi AS.
Pada bulan Juni, FCC memajukan rencana yang akan melarang persetujuan untuk peralatan perusahaan Cina yang dianggap ancaman keamanan nasional, seperti Huawei dan ZTE, terlibat dalam jaringan telekomunikasi AS.
FCC juga dapat mencabut otorisasi peralatan sebelumnya yang dikeluarkan untuk perusahaan Cina. Pada bulan Maret, FCC menetapkan lima perusahaan Cina sebagai ancaman terhadap keamanan nasional di bawah undang-undang 2019 yang bertujuan melindungi jaringan komunikasi AS.
Pada Agustus 2020, pemerintah AS melarang agen federal membeli barang atau jasa dari salah satu dari lima perusahaan Cina.
Perusahaan Cina yang terkena dampak aturan ini adalah Huawei, ZTE, Hytera Communications Corp, Hangzhou Hikvision Digital Technology Co, dan Zhejiang Dahua Technology Co.
Baca juga: China Klaim Pembebasan Anak Pendiri Huawei karena Kekuatan Mereka
REUTERS