TEMPO.CO, Jakarta - Militer Cina akan menampilkan persenjataan dan peralatan termasuk jet tempur tercanggihnya dalam pameran kedirgantaraan terbesar negara itu mulai besok.
Airshow Cina digelar di Kota Zhuhai mulai Selasa, 28 September 2021, setelah ditunda selama setahun akibat pandemi virus corona.
Surat kabar yang dikelola pemerintah Global Times melaporkan akan ada "pertunjukan penerbangan yang mempesona" melibatkan J-20, jet tempur paling canggih angkatan udara Cina.
Pesawat canggih lainnya termasuk pesawat perang elektronik J-16D, drone dengan jelajah tinggi WZ-7 dan WZ-8, juga akan dipamerkan secara statis di area pameran luar ruangan untuk pertama kalinya.
Pameran ini hadir di tengah persaingan strategis yang berkembang di Asia Pasifik saat ini.
Amerika Serikat, Inggris dan Australia baru-baru ini mengumumkan pakta keamanan trilateral untuk kawasan itu, termasuk penyediaan kapal selam bertenaga nuklir untuk Australia, sementara para pemimpin Quad bertemu langsung untuk pertama kalinya di Gedung Putih pada hari Jumat.
Quad mencakup AS, Australia, Jepang dan India dan dipandang sebagai upaya untuk melawan kebangkitan Cina, yang telah menjadi semakin kuat di kawasan itu, khususnya di Laut Cina Selatan yang disengketakan dan di atas Taiwan.
“Ketika Cina menghadapi ancaman yang meningkat dari Barat, Cina perlu meningkatkan kemampuan industri militer, penerbangan, dan kedirgantaraannya,” kata Song Zhongping, seorang pakar militer dan mantan instruktur PLA pada teknologi rudal.
Jet tempur J-16D memiliki dua set alat peperangan elektronik besar di sayapnya, yang bisa digunakan untuk mengganggu peralatan elektronik musuh, termasuk radar dan sistem komunikasi. Pesawat ini juga memiliki sistem avionik baru dan mesin buatan dalam negeri.
Lebih dari 100 pesawat telah terdaftar untuk dipamerkan di udara atau di darat, termasuk roket awak generasi berikutnya dan kendaraan peluncuran berat.
Pesawat amfibi AG-600 buatan Cina tersebut memiliki kapasitas hingga 50 penumpang. ANTARA FOTO/Widodo S Jusuf
Pesawat yang diterbangkan termasuk yang diwarkan untuk pasar ekspor, yakni AG600 sebuah pesawat amfibi terbesar di dunia, yang dirancang untuk peran pemadam kebakaran dan penyelamatan laut.
Wing Loong II, sebuah drone bersenjata yang mirip dengan MQ-9 Reaper Amerika, telah dijual termasuk ke Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Mesir dan Pakistan saat Cina bersaing dengan Barat untuk meningkatkan ekspor militer.
Serangkaian produk drone baru bernama Feihong, termasuk helikopter tak berawak, rudal, dan generasi baru drone siluman, akan memulai debutnya di pameran tersebut.
“Beijing bermaksud tidak hanya mendorong pesawat militer dan teknologi kedirgantaraan buatan lokal, tetapi juga kemampuannya untuk memenuhi hampir semua kebutuhan militer di luar sana,” kata Kelvin Wong, analis teknologi pertahanan yang berbasis di Singapura, seperti dikutip Al Jazeera.