TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat Islandia memberikan hak suara dalam pemilu parlemen, Sabtu, 25 September 2021. Ada sembilan partai yang berebut masuk parlemen sehingga mungkin bisa sulit menemukan kesamaan pada topik seperti perubahan iklim dan kesehatan masyarakat.
Islandia memiliki populasi 371 ribu jiwa, yang terletak di Atlantik utara. Negara ini cukup stabil sejak 2017 di bawah koalisi sayap kiri yang berkuasa. Sebelumnya selama bertahun-tahun Islandia diselimuti skandal politik dan ketidak-percayaan politikus menyusul krisis keuangan pada 2008 silam.
Perdana Menteri Islandia Katrin Jakobsdottir. Sumber: Reuters
Koalisi pemerintahan Islandia sekarang di pimpin oleh Perdana Menteri Katrin Jakobsdóttir dari Green Movement. Partai beraliran kiri itu, memenangkan mandat untuk mengamankan stabilitas negara setelah masyarakat Islandia melakukan pemilu sebanyak lima kali dalam periode 2007 – 2017.
Pada 2017, Green Movement, yang menyebut diri mereka partai radikal sayap kiri membuka pintu kerja sama dengan partai – partai, yang awalnya sulit menjadi mitra, diantaranya Partai Independen dan Partai Progresif. Keputusan ini sempat membuat sejumlah politikus di Green Movement kecewa.
Sedangkan Jakobsdóttir dalam sejumlah survei masih populer, hanya saja survei memperlihatkan dukungan untuk Green Movement akan berkurang sehingga koalisi Green Movement pun bisa berakhir.
Dukungan untuk Partai Independen, juga diprediksi akan mengalami penurunan. Namun hasil pemilu mungkin masih mungkin memberi sebuah mandat pada mantan Perdana Menteri Islandia Bjarni Benediktsson untuk membentuk pemerintahan yang baru.
Baca juga: Iwan Fals Rilis Lagu 16/01, Kolaborasi dengan Sandrayati Fay
Sumber: Reuters