TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah bom bunuh diri menewaskan sedikitnya delapan orang di persimpangan jalan dekat istana presiden di ibu kota Somalia pada Sabtu, kata polisi.
Al Shabaab, kelompok yang berafiliasi dengan Al Qaeda, mengatakan mereka berada di balik serangan bom mobil yang menargetkan konvoi yang masuk ke istana.
Juru bicara polisi Abdifatah Aden Hassan mengatakan kepada wartawan di lokasi ledakan, jumlah korban bisa lebih banyak karena beberapa orang yang tewas dan terluka telah dibawa pergi oleh kerabat mereka.
"Al Shabaab berada di balik ledakan itu. Mereka membunuh delapan orang termasuk seorang tentara dan seorang ibu dan dua anak. Al Shabaab membantai warga sipil," katanya, dilaporkan Reuters, 26 September 2021.
Mohamed Ibrahim Moalimuu, juru bicara pemerintah Somalia, mengatakan di antara mereka yang tewas adalah Hibaq Abukar, seorang penasihat urusan perempuan dan hak asasi manusia di kantor Perdana Menteri Mohammed Hussein Roble.
"Dia adalah salah satu pilar kantor PM (untuk) urusan perempuan," katanya di akun Facebook-nya.
Tidak segera jelas apakah Abukar berada dalam konvoi atau apakah dia kebetulan berada di dekatnya ketika ledakan terjadi.
Warga sipil dan petugas keamanan Somalia berkumpul di lokasi ledakan bom mobil bunuh diri di persimpangan jalan dekat kediaman presiden, di Mogadishu, Somalia, 25 September 2021. [REUTERS/Feisal Omar]
Al Shabaab membenarkan bahwa mereka berada di balik serangan itu. Kelompok yang ingin menggulingkan pemerintah dan memaksakan interpretasinya sendiri terhadap hukum Islam, sering melakukan pengeboman semacam itu.
"Seorang Mujahid yang mengendarai bom mobil bunuh diri menargetkan konvoi mobil yang masuk ke istana (kepresidenan)," Abdiasis Abu Musab, juru bicara operasi militer al Shabaab, mengatakan kepada Reuters.
Seorang saksi mata Reuters di lokasi serangan bom bunuh diri melaporkan melihat tujuh mobil dan tiga becak hancur akibat ledakan, dan seluruh persimpangan berlumuran darah.
Baca juga: Serangan Bom Mobil di Somalia, Lebih dari 90 Orang Tewas
REUTERS