TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen meminta perusahaan finansial mendukung penangguhan atau peningkatan batas utang AS. Jika tak dilakukan maka AS terancam gagal bayar atau default.
Menurut Bloomberg seperti dikutip dari Bisnis.com, Yellen meminta bantuan sejumlah CEO seperti Jamie Dimon dari JPMorgan Chase & Co., Jane Fraser dari Citigroup Inc., Charlie Scharf dari Wells Fargo & Co.’s , Brian Moynihan Bank of America Corp., dan pejabat senior Goldman Sachs Group Inc. Para bos di perusahaan keuangan itu, diminta menekan Partai Republik agar memberikan dukungan terhadap rencana menaikkan batas utang.
Permintaan Yellen ini adalah langkah terbaru pemerintah AS di tengah tekanan ancaman krisis keuangan yang berujung pada gagal bayar. Menurut seorang sumber, Yellen meminta para eksekutif berbicara di depan publik mengenai isu tersebut.
Juru bicara Kementerian Keuangan AS menolak saat diklarifikasi tentang hal ini. Hal senada dilakukan oleh JPMorgan, Citigroup, dan Bank of America. Sementara Goldman Sachs dan Wells Fargo belum memberikan respons.
Sebelumnya parlemen AS yang dikuasai oleh Partai Demokrat telah meloloskan rancangan undang-undang yang akan menangguhkan plafon utang hingga Desember 2022. Menaikkan batas utang AS menjadi penting agar menghindari penutupan (shutdown) pemerintah.
Namun langkah ini ditolak oleh Partai Republik dan kemungkinan besar akan gagal disetujui oleh Senat. Menurut aturan Senat Amerika Serikat, sebuah RUU baru bisa disetujui jika mendapat 60 suara.
Baca: AS Sumbangkan 500 Juta Vaksin Covid-19 ke Negara Miskin
BISNIS