Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pemilih Swiss Akan Putuskan Pernikahan Sesama Jenis dengan Referendum

Reporter

image-gnews
Sebuah bendera pelangi dipasang menjelang pemungutan suara pada pernikahan sesama jenis di Bern, Swiss, 8 September 2021. [REUTERS/Denis Balibouse]
Sebuah bendera pelangi dipasang menjelang pemungutan suara pada pernikahan sesama jenis di Bern, Swiss, 8 September 2021. [REUTERS/Denis Balibouse]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pemilih Swiss akan memutuskan pada Ahad besok apakah akan mengizinkan penikahan sesama jenis dan mengadopsi anak dalam sebuah referendum di bawah sistem demokrasi langsung Swiss, ketika kubu pro LGBTQ dan kaum konservatif saling berdebat perihal masalah ini.

Pemerintah federal dan parlemen Swiss menyetujui pembukaan pernikahan sipil untuk pasangan sesama jenis, tetapi penentang memaksa referendum tentang masalah di bawah sistem demokrasi langsung Swiss.

Selama kampanye, penentang reformasi pernikahan sesama jenis menggunakan gambar bayi menangis, sementara pendukung mengibarkan bendera pelangi dengan "Ya, saya bersedia" di pawai Pride Zurich dan Jenewa.

Survei pemilih yang menyetujui pernikahan sesama jenis turun menjadi 63% dalam jajak pendapat terbaru oleh gfs.bern untuk televisi SRG, sementara mereka yang menentang naik menjadi 35%, dibandingkan 69% dan 29% sebulan sebelumnya. Referendum akan digelar pada 26 September.

Pasangan sesama jenis Corinne Guntern dan Anouk Oswald dari Zurich, mengatakan pemungutan suara 'Marriage for All' merupakan tonggak penting bagi masa depan mereka.

"Saya ingin dapat memilih sendiri apakah saya ingin menikahi pasangan di sebelah saya ini dan apakah itu jalan yang benar bagi kami untuk memulai sebuah keluarga," kata Oswald, 30 tahun, dikutip dari Reuters, 22 September 2021.

"Penting untuk menunjukkan kepada generasi muda bahwa kalian tidak tidak perlu bersembunyi," ujarnya.

Guntern, yang juga 30 tahun, mengatakan tidak adil jika seorang perempuan lajang dapat mengadopsi anak sementara pasangan sesama jenis tidak bisa.

"Hari ini, jika saya mencapai usia tertentu dan saya lajang, terlepas dari orientasi seksual saya, saya dapat diterima dalam proses adopsi dan memohon untuk mengadopsi anak. Tetapi jika saya dalam hubungan sesama jenis, aya tidak bisa mengadopsi anak," katanya.

"Tentu saja, seorang anak membutuhkan keamanan dan cinta...tapi saya rasa tidak ada bedanya apakah itu diberikan oleh pasangan heteroseksual atau gay," katanya.

Di Swiss, pasangan sesama jenis menerima hak untuk hubungan legal pada tahun 2007 dan hak untuk mengadopsi anak yang diasuh oleh pasangan mereka pada tahun 2018.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di bawah undang-undang yang diamendemen, pasangan sesama jenis akan diizinkan untuk mengadopsi anak-anak yang tidak terkait dengan mereka.

Pasangan lesbian yang sudah menikah juga akan diizinkan untuk memiliki anak melalui donor sperma, yang saat ini legal hanya untuk pasangan heteroseksual yang sudah menikah. Di bawah undang-undang, kedua perempuan tersebut akan diakui sebagai orang tua resmi anak tersebut sejak lahir.

Antonia Hauswirth dari komite nasional "Marriage for All" mengatakan prosedur adopsi saat ini bisa memakan waktu tiga tahun. "Jika terjadi sesuatu pada ibu kandungnya selama ini, anak itu dianggap yatim piatu."

Skema yang diusulkan akan memberi anak-anak yang lahir dari donor sperma dua orang tua sejak lahir dan dengan demikian perlindungan hukum yang lebih baik, katanya.

Para penentang mengatakan perubahan itu akan membuat anak-anak kehilangan seorang ayah.

"Besok, seorang anak di Swiss akan tetap memiliki ibu, tetapi hanya 'orang tua lain', bukan seorang ayah. Ayah baru saja dihapus dari KUH Perdata, itu tidak dapat saya terima," kata Olivier Dehaudt, anggota sebuah komite referendum yang menolak usulan tersebut.

Perubahan hukum yang diusulkan juga akan membuka jalan yang lebih mudah menuju kewarganegaraan bagi pasangan asing dari warga negara Swiss.

Baca juga: Referendum Swiss Menolak Proposal Undang-undang Pengurangan Emisi Karbon

REUTERS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Liburan Musim Dingin Jangan Lewatkan 6 Destinasi Ski Terbaik di Eropa

20 hari lalu

Gunung Corviglia, St. Moritz, Swiss. Unsplash.com/Mark Tan
Liburan Musim Dingin Jangan Lewatkan 6 Destinasi Ski Terbaik di Eropa

Di Eropa terdapat beberapa lokasi ski tertua dan paling terkenal di dunia. Beberapa di antaranya di Austria, Swiss hingga Prancis


Menyusuri Jalur Kereta Api Rhaetian di Swiss dari Jembatan Landwasser hingga Tirano

24 hari lalu

Rhaetian Railway di Swiss. Unsplash.com/Xavier von Erlach
Menyusuri Jalur Kereta Api Rhaetian di Swiss dari Jembatan Landwasser hingga Tirano

Jalur Kereta Api Rhaetian tak hanya menawarkan pemadangan pegununang yang tertutup salju


Pindah ke Kota di Eropa Ini Dibayar Ratusan Juta hingga Miliaran, Mau?

25 hari lalu

Pantai di Sardinia, Italia (Pixabay)
Pindah ke Kota di Eropa Ini Dibayar Ratusan Juta hingga Miliaran, Mau?

Dari Swiss hingga Italia, berikut tempat-tempat di Eropa yang akan membayar orang asing untuk pindah ke sana.


Volodymyr Zelensky Masih Tak Sudi Bicara dengan Rusia

28 hari lalu

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menghadiri konferensi pers selama KTT para pemimpin Eropa di Brussels, Belgia 9 Februari 2023. REUTERS/Yves Herman
Volodymyr Zelensky Masih Tak Sudi Bicara dengan Rusia

Volodymyr Zelensky masih belum terfikir untuk berbicara dengan Rusia demi mengakhiri perang.


5 Alasan Zurich Destinasi Liburan Natal Terbaik di Eropa

29 hari lalu

Zurich HB Main Station, Bahnhofplatz, Switzerland. Unsplash.com/Tomek Baginski
5 Alasan Zurich Destinasi Liburan Natal Terbaik di Eropa

Sepanjang musim liburan Natal, Zurich mempesona wisatawan dengan suasana kota, makanan dan keramahannya


Wisatawan Sering Mengira Swedia sama dengan Swiss, Ini Perbedaannya

34 hari lalu

Kebnekaise, Swedia. Unsplash.com/Anna Kubiak
Wisatawan Sering Mengira Swedia sama dengan Swiss, Ini Perbedaannya

Masih banyak yang mengira Swedia dan Swiss negara yang sama


Ilmuwan Identifikasi Lapisan Cair di Interior Planet Mars

38 hari lalu

Lubang bor di permukaan Mars oleh Perseverance NASA dalam percobaan pertamanya mengumpulkan sampel batuan dari planet itu pada 6 Agustus 2021. mars.nasa.gov
Ilmuwan Identifikasi Lapisan Cair di Interior Planet Mars

Para ilmuwan mengidentifikasi lapisan cair jauh di dalam interior planet Mars.


Mahkamah Agung India Tolak Legalkan Pernikahan Sesama Jenis

47 hari lalu

Seorang penulis dan anggota komunitas lesbian, gay, biseksual dan transgender (komunitas LGBT) mengibarkan bendera kebanggaan sambil menunggu sidang putusan pernikahan sesama jenis oleh Mahkamah Agung di New Delhi, India, 17 Oktober 2023. REUTERS/ Anushree Fadnavis
Mahkamah Agung India Tolak Legalkan Pernikahan Sesama Jenis

Mahkamah Agung India mengatakan tidak dapat melegalkan pernikahan sesama jenis.


Anthony Albanese Akui Kesalahan atas Kegagalan Referendum Masyarakat Adat

48 hari lalu

Seorang pria memperlihatkan kaus dengan pesan bertuliskan
Anthony Albanese Akui Kesalahan atas Kegagalan Referendum Masyarakat Adat

Anthony Albanese menerima kesalahannya atas kegagalan pertanyaan referendum mengenai pengakuan masyarakat adat yang dapat melemahkan otoritasnya.


Australia Gelar Referendum Bersejarah Hak-hak Masyarakat Adat, Terancam Gagal

50 hari lalu

PM Australia Anthony Albanese, dikelilingi oleh anggota Kelompok Kerja Referendum Bangsa Pertama, dalam konferensi pers di Gedung Parlemen di Canberra, 23 Maret 2023. Gambar AAP/Lukas Coch via REUTERS
Australia Gelar Referendum Bersejarah Hak-hak Masyarakat Adat, Terancam Gagal

Warga Australia bersiap untuk menolak hak dan pengakuan yang lebih besar bagi masyarakat adat