TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu perusahaan taksi Thailand mengubah mobil mereka menjadi kebun sayur karena permintaan taksi yang anjlok dan ribuan pengemudi meninggalkan Kota Bangkok imbas krisis pandemi virus corona.
Koperasi Taksi Ratchapruek telah menarik ratusan mobil dari jalan pada tahun lalu di tengah perlambatan ekonomi yang diperparah oleh lockdown berbulan-bulan untuk mencegah penyebaran Covid-19, yang telah membuat banyak pengemudi tidak memiliki pendapatan yang cukup untuk membayar sewa kendaraan mereka.
Koperasi akhirnya menanam sayuran di atap dan kap 300 taksi bekas, menyediakan makanan bagi pengemudi dan anggotanya, sambil mengirim pesan kepada pemerintah untuk berbuat lebih banyak untuk membantu mengatasi kesulitan.
"Kami berdiskusi satu sama lain dan memutuskan untuk menanam sayuran untuk dimakan karena tidak ada gunanya taksi ini," kata Thapakorn Asawalertkul, konsultan bisnis untuk perusahaan taksi, dikutip dari Reuters, 22 September 2021.
"Mereka hanya rongsok logam karena telah parkir selama lebih dari setahun sekarang," katanya.
Ratusan taksi terbengkalai diparkir di sebuah lapangan di Bangkok, Thailand, 15 Juli 2021. Pandemi Covid-19 membuat bisnis taksi di Thailand sepi penumpang dan membuat armada taksi terbengkalai. REUTERS/Chalinee Thirasupa
Di atas ratusan taksi merah muda dan oranye yang diparkir di pool taksi, cabai, terong, mentimun dan daun kemangi tumbuh dari tanah pada plastik hitam yang ditopang dengan bambu atau tiang kayu.
Kamolporn Boonnitiyong, seorang administrator perusahaan, mengatakan meskipun kebun membuat orang tetap sibuk, itu hanya perbaikan sementara.
"Sampai batas tertentu, itu membantu mengurangi stres kami, tetapi itu bukan jawaban yang sebenarnya," kata Kamolporn.
"Pemerintah juga harus turun tangan untuk membantu kami juga."
Saat ini Thailand telah mencatat lebih dari 1,5 juta kasus virus corona dan 15.600 kematian, 99% di antaranya sejak April tahun ini. Hanya 21% dari populasi Thailand telah divaksinasi.
Baca juga: Hemat Pasokan Vaksin, Thailand Izinkan Suntik Booster di Bawah Permukaan Kulit
REUTERS