TEMPO.CO, Jakarta - Selandia Baru pesimistis akan bisa mengulangi capaian sebelumnya, nol kasus, dalam pengendalian pandemi COVID-19. Dikutip dari Channel News Asia, Direktur Jenderal Kesehatan Selandia Baru Ashley Bloomfield ragu nol kasus akan bisa tercapai lagi melihat tren penyebaran virus COVID-19 yang cepat.
Apa yang dikatakan Bloomfield ada benarnya. Kota terbesar Selandia Baru, Auckland, masih mencatatkan kasus-kasus baru tiap harinya meski menjalani lockdown level 4. Sebelumnya, strategi itu mampu menekan pertumbuhan kasus hingga nol apabila warga patuh.
"Kita mungkin tidak akan kembali ke nol kasus. Hal yang terpenting, kami akan terus melacak kemuncuan kasus baru, melakukan tes, dan isolasi untuk mencegah virus menyebar di dalam komunitas. Itu targetnya," ujar Bloomfield, Rabu, 22 September 2021.
Selain memperkuat contact-tracing, Bloomfield menambahkan Selandia Baru juka akan menggenjot kampanye vaksinasi. Mereka mengincar target 90 persen warga sudah tervaksin penuh tahun ini agar warga bisa hidup dengan lebih bebas ke depannya.
Per berita ini ditulis, baru 40 persen dari total 5,1 juta warga Selandia Baru yang sudah tervaksin penuh. Masih rendahnya capaian karena kampanye vaksinasi sempat terlambat karena berbagai faktor.
Tahun lalu, Selandia Baru menikmati sejumlah periode di mana mereka sama sekali tidak mencatatkan kasus baru. Namun, ketika varian Delta muncul di bulan Agustus, kemunculan kasus-kasus baru mulai sulit dikendalikan yang mendorong PM Jacinda Ardern menerapkan lockdown nasional.
Pada Rabu ini, Selandia Baru melaporkan ada 23 kasus baru COVID-19, semua di Auckland, yang menjadikan total kasus nasional ada 1080.
Baca juga: Dua Pria Tertangkap Hendak Menyelundupkan KFC ke Selandia Baru yang Lockdown
ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA