TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Selasa membahas kerja sama di kawasan Indo-Pasifik dengan Perdana Menteri India Narendra Modi, setelah Australia membatalkan pesanan kapal selam Prancis senilai US$40 miliar (Rp570 triliun).
Kedua pemimpin mengadakan percakapan telepon pada hari Selasa, kata kantor Macron, di mana mereka juga membahas masalah-masalah seperti krisis di Afghanistan, Reuters melaporkan, 21 September 2021.
Pekan lalu, Prancis menarik duta besarnya dari Amerika Serikat dan Australia setelah Australia membatalkan kesepakatan kapal selam nuklir sebelumnya dengan Prancis.
Australia mengatakan pekan lalu mereka akan membatalkan kesepakatan awal 2016 dengan Naval Group Prancis untuk membangun armada kapal selam konvensional, dan sebaliknya akan membangun setidaknya delapan kapal selam bertenaga nuklir dengan teknologi AS dan Inggris setelah mencapai kemitraan keamanan trilateral AUKUS. Prancis menyebut Amerika dan Australia menusuknya dari belakang.
Cina juga mengecam aliansi keamanan Indo-Pasifik baru antara Amerika Serikat, Inggris dan Australia, memperingatkan perlombaan senjata yang intensif di wilayah tersebut.
Para menteri luar negeri Uni Eropa menyatakan dukungan dan solidaritas kepada Prancis pada Senin selama pertemuan di New York untuk membahas pembatalan pesanan kapal selam, menurut Reuters.
Berbicara setelah pertemuan tertutup di sela-sela pertemuan tahunan para pemimpin dunia PBB, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan "lebih banyak kerja sama, lebih banyak koordinasi, lebih sedikit fragmentasi" diperlukan untuk mencapai kawasan Indo-Pasifik yang stabil dan damai.
Amerika Serikat telah berusaha meredakan kemarahan Prancis, sekutu NATO. Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden AS Joe Biden akan berbicara di telepon dalam beberapa hari ke depan, Reuters melaporkan.
Baca juga: PM Australia Yakin Tak Akan Temui Presiden Prancis di Sela Majelis Umum PBB
REUTERS