TEMPO.CO, Jakarta - Gedung Putih tersengat oleh beredarnya foto penjaga perbatasan AS menunggang kuda sedang menghalau imigran gelap asal Haiti dengan tali kekang kuda, demikian dilaporkan Reuters, Senin, 20 September 2021.
Ribuan warga Haiti mencoba mencari penghidupan di Amerika. Mereka terdampar di Del Rio, yang dipisahkan sungai lumayan lebar dengan Ciudad Acuna, Meksiko.
Ribuan tenda berjejal di bawah jembatan, yang menghubungkan AS dan Meksiko di Del Rio. Mereka tiap hari mondar-mandir di antara kedua negara itu untuk membeli makanan yang lebih banyak dijual di wilayah Meksiko.
Seorang saksi mata kepada Reuters, mengatakan, ia melihat petugas berkuda mengenakan topi koboi menghalangi jalan para imigran, dan seorang petugas membentangkan tali yang menyerupai tali penjerat, yang dia ayunkan di dekat wajah seorang migran.
Sebuah video menunjukkan seorang penjaga perbatasan yang tampaknya mengancam para migran dengan tali dibagikan di media sosial.
"Saya tidak berpikir siapa pun yang melihat rekaman itu akan berpikir itu dapat diterima atau pantas," kata juru bicara Gedung Putih Jen Psaki kepada wartawan.
"Saya tidak memiliki konteks penuh. Saya tidak bisa membayangkan konteks apa yang cocok untuk itu," katanya.
Banyak warga net lalu menghubungkan video pria kulit hitam dikejar petugas kulit putih di atas kuda dengan luka sejarah yang diderita oleh orang kulit hitam di Amerika Serikat.
Kepala Patroli Perbatasan AS Raul Ortiz mengatakan insiden itu sedang diselidiki untuk memastikan bahwa tidak ada tanggapan yang "tidak dapat diterima" oleh penegak hukum. Dia mengatakan petugas beroperasi di lingkungan yang sulit, berusaha memastikan keselamatan para migran saat mencari penyelundup potensial.
Sekretaris Departemen Keamanan Dalam Negeri Alejandro Mayorkas mengatakan kendali panjang digunakan oleh petugas berkuda untuk "memastikan kendali atas kuda."
"Tapi kami akan menyelidiki faktanya," katanya saat konferensi pers di Del Rio.
Kamp di bawah jembatan yang membentang di Rio Grande menjadi perhatian pihak berwenang AS untuk membendung arus migran yang melarikan diri dari kekerasan geng, kemiskinan ekstrem, dan bencana alam di negara asal mereka.
Pada hari Senin, ratusan migran telah kembali ke sisi Meksiko di tengah ketidakpastian tentang apakah mereka akan dideportasi kembali ke Haiti dengan penerbangan yang disediakan AS.
Penerbangan pertama yang membawa migran dari kamp Del Rio tiba di Haiti pada hari Minggu. Tiga penerbangan lagi pada hari Senin.
Pejabat AS menutup penyeberangan perbatasan Del Rio Jumat lalu karena banyaknya migran, dan mengatakan Senin itu tetap ditutup, dengan sebagian besar lalu lintas dialihkan ke Eagle Pass, Texas, penyeberangan perbatasan, sekitar 90 km ke arah selatan.
Prospek deportasi mengkhawatirkan penghuni kamp, yang beberapa di antaranya melintasi benua selama berbulan-bulan untuk mencapai perbatasan AS.
"Mereka tidak dapat mengirim kami kembali ke Haiti karena semua orang tahu seperti apa Haiti sekarang," kata migran Haiti, Wildly Jeanmary, Minggu malam, hanya mengenakan celana boxer dan berdiri di sisi sungai Meksiko setelah menyeberanginya.
Dia mengutip pembunuhan presiden bulan Juli sebagai alasan untuk tidak kembali bersama istri dan putri mereka yang berusia 2 tahun ke negara termiskin di Amerika. Haiti juga dilanda gempa bumi besar bulan lalu.
"Pemerintah Amerika Serikat tidak memiliki hati nurani," kata migran Haiti Nerlin Clerge, yang juga berdiri di tepi sungai dan telah melakukan perjalanan ke kamp bersama istri dan dua putra mereka yang masih kecil. Dia mengatakan dia sekarang mempertimbangkan untuk mencari izin tinggal di Meksiko.
Mayorkas mengatakan, pemerintah AS menyiapkan satu hingga tiga penerbangan repatriasi setiap hari kembali ke Haiti. Sekitar 600 petugas perbatasan dan personel lainnya telah dikerahkan ke daerah itu.
"Jika Anda datang ke Amerika Serikat secara ilegal, Anda akan dikembalikan. Perjalanan Anda tidak akan berhasil," katanya pada konferensi pers.
Presiden AS Joe Biden membatalkan banyak kebijakan imigrasi garis keras pendahulunya Donald Trump awal tahun ini. Ia meninggalkan kebijakan pengusiran era pandemi di mana sebagian besar migran yang tertangkap melintasi perbatasan AS-Meksiko dengan cepat dikembalikan.