TEMPO.CO, Jakarta - Korea Utara pada Senin memperingatkan keputusan Amerika Serikat memberikan teknologi kapal selam ke Australia bisa memicu perlombaan senjata nuklir yang berbahaya, mengkritiknya sebagai standar ganda dan bersumpah akan melakukan tindakan balasan.
Pekan lalu, Amerika Serikat menandatangani kemitraan keamanan trilateral baru, AUKUS, yang melibatkan Inggris untuk memberikan bantuan teknologi ke Australia untuk membangun setidaknya delapan kapal selam bertenaga nuklir.
Korea Utara bergabung dengan Cina dalam mengecam keputusan AS, menyebutnya sebagai "keputusan yang tidak bertanggung jawab" yang menghancurkan perdamaian dan stabilitas regional dan upaya non-proliferasi global.
"Ini adalah tindakan yang sangat tidak diinginkan dan berbahaya yang akan mengganggu keseimbangan strategis di kawasan Asia-Pasifik dan memicu rantai perlombaan senjata nuklir," kata kementerian luar negeri Korea Utara dalam komentar yang disiarkan oleh kantor berita resmi KCNA, dikutip dari Reuters, 20 September 2021.
Korea Utara mengkritik "sikap kesepakatan ganda" Amerika Serikat, dengan menyinggung pernyataan juru bicara Gedung Putih Jen Psaki bahwa mereka tidak mencari konflik dengan Cina tetapi keputusannya adalah untuk menopang keamanan regional.
Baca Juga:
"Komentarnya sama dengan pendirian bahwa negara mana pun dapat menyebarkan teknologi nuklir jika itu untuk kepentingannya, dan ini menunjukkan bahwa AS adalah pelaku utama yang menggulingkan sistem non-proliferasi nuklir internasional," kata kementerian itu.
"Kami mengamati dengan cermat latar belakang keputusan AS dan tentu saja akan mengambil tindakan balasan yang sesuai jika itu memiliki sedikit dampak buruk pada keamanan negara kami."
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un setuju untuk bekerja menuju denuklirisasi semenanjung Korea dan membangun hubungan baru pada pertemuan puncak dengan Presiden AS Donald Trump, tetapi negosiasi terhenti sejak 2019.
Pyongyang mengecam Washington karena mendukung pengembangan senjatanya sendiri dan sekutunya sambil mengutuk program-program Korea Utara sebagai ancaman terhadap perdamaian dan keamanan regional.
Media pemerintah Korea Utara mengatakan pada Jumat, bahwa standar ganda Washington dan kebijakan bermusuhan menghambat pembukaan kembali pembicaraan denuklirisasi.
Baca juga: Mengenal AUKUS, Pakta Trisula untuk Memperkuat Militer Australia di Indo-Pasifik
REUTERS