TEMPO.CO, Jakarta - Setelah Cina, Korea Utara ikut berkomentar soal kesepakatan AUKUS di mana Australia, Inggris, dan Amerika sepakat mengembangkan kapal selam nuklir bersama. Dikutip dari kantor berita Al Jazeera, Pemerintah Korea Utara menyebut pengadaan kapal selam nuklir itu berbahaya dan tidak perlu.
Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Australia menghentikan kesepakatan pengadaan belasan kapal salam diesel dengan Prancis yang diteken pada 2016 lalu. Sebagai ganti atas proyek senilai US$40 miliar itu, Australia beralih ke Amerika - Inggris, meneken perjanjian AUKUS untuk mengadakan delapan kapal selam nuklir.
"Proyek itu tidak diperlukan dan berbahaya di mana akan mengancam keseimbangan strategis di wilayah Asia-Pasifik. Hal itu juga bisa memicu perlombaan pengembangan senjata nuklir," ujar Kementerian Luar Negeri Korea Utara dalam keterangan persnya, Senin, 20 September 2021.
Kementerian Luar Negeri Korea Utara melanjutkan, mereka akan terus memantau perkembangan proyek tersebut. Jika belakangan proyek itu mengancam kedaulatan dan keamanan Korea Utara, mereka memastikan bakal ada serangan balasan.
Perihal program nuklir mereka sendiri, Korea Utara memastikan hal tersebut masih berlanjut. Dan, kata mereka, kisruh pengadaan kapal selam nuklir Australia membuktikan bahwa keputusan Korea Utara untuk memperkuat pertahanan dengan persenjataan nuklir sudah tepat.
"Situasi terkini sekali lagi membuktikan bahwa upaya jangka panjang kami untuk memperkuat kemampuan pertahanan nasional jangan dilonggarkan sedikitpun," ujar Kementerian Luar Negeri Korea Utara menegaskan.
Belum lama ini, Korea Utara menggelar uji coba misil balistik yang diluncurkan dari kapal selam meskipun sudah dikenai sanksi oleh PBB. Uji coba itu sendiri dilakukan beberapa hari setelah mereka mengakui telah melakukan uji coba misil jarak jauh.
Sementara itu, mengacu pada pencitraan satelit, Korea Utara tertangkap kamera telah menggenjot pengayaan uranium di situs nuklir Yongbyon. Uranium, perlu diketahui, adalah salah satu bahan baku pengembangan nuklir. Hal itu terungkap sebelum Australia, Amerika, dan Inggris menyepakati pengadaan kapal selam nuklir.
Baca juga: Kenapa Kapal Selam Nuklir Jadi Momok Menakutkan bagi Musuh?
ISTMAN MP | AL JAZEERA